BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) Ridwan Kamil mengaku greget dengan perkembangan energi terbarukan yang belum optimal. Padahal, kata dia, potensi energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah.
Dari data yang ia dapat, potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 500 giga watt.
"Perhitungannya jelas energi terbarukan Indonesia itu 500 giga watt, kita 270 juta jiwa ini hanya akan mengkonsumsi 50 giga watt," kata Emil, sapaan akrabnya dalam acara Rakernas Dua Dasawarsa ADPMET di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (10/12/2021).
"50 giga watt aja kita masih tidak niat karena masih senang dengan energi murah tapi kotor seperti batu bara dan lain-lain. Mengapa menggebu-gebu karena momentumnya sekarang," lanjutnya.
Gubernur Jawa Barat itu menjelaskan, dari kebutuhan 50 giga watt untuk 270 juta jiwa, diprediksi baru 23 persen yang bisa dioptimalkan pada tahun 2030.
Padahal, Indonesia kaya dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, panas bumi hingga tenaga angin.
"Kecil banget. 2030 saja baru 23 persen dari 50 GW. Pokoknya kecil lah. Tiap daerah beda-beda. Di NTT kan panas itu solarsel, di Jabar geothermal sama air berlimpah, jadi bagi-bagi subsidi, di Sulawesi angin besar cocok," ucapnya.
Baca juga: Dorong Produksi Migas dan Energi Terbarukan di Daerah, Indonesia Butuh Talenta Kualitas Global