Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karawang Bersiap Sulap Gunungan Sampah Jadi Energi Terbarukan

Kompas.com - 13/10/2018, 09:36 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com Mengurangi gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang yang overload, Pemerintah Kabupaten Karawang menggandeng PT Organic Bali. Sampah tersebut akan diubah menjadi energi terbarukan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang  mengatakan, setelah dilakukan kajian Pemkab Karawang sepakat menggandeng PT Organic Bali. Perusahaan tersebut dinilai mampu mengelola sampah menjadi energi terbarukan.

"Perusahaan tersebut, mampu mengelola sampah menjadi briket untuk pengganti batu bara. Sampah rumah tangga yang masuk ke dalam Jalupang, dengan teknologi refuse derived fuel (RDF) bisa mengurangi sampah secara signifikan," katanya, Jumat (12/10/2018).

Baca juga: Awas, Buang Sampah di Palembang Bakal Dipenjara 3 Hari

Sehingga, dari 30 persen sampah yang menggunung di TPAS Jalupang, akan menghasilkan bahan bakar. Sementara sisanya akan menghasilkan bahan organik lainnya.

PT Organic Bali, kata Wawan, siap melakukan investasi hingga US$ 1 juta atau sekitar Rp 15.194.000.000. Mereka hanya membutuhkan lahan seluas 5.000 meter dan sampah yang diangkut oleh pemerintah. Alat produksi perusahaan tersebut membutuhkan sampah dalam satu hari itu 600 hingga 1.000 ton.

"Untuk menutupi kekurangan itu, kita akan mengajak pihak industri yang menghasilkan sampah non B3 . Untuk ikut dikelola, tetapi saat ini masih dibahas seperti apa aturannya," terang Wawan.

Perusahaan itu, kata Wawan, ditargetkan beroperasi mengelola sampah TPAS Jalupang mulai Juni 2019. "Saat ini baru melakukan kajian awal dan adendum kerjasama," terangnya.

Saat ini, kata dia, setiap hari Pemkab Karawang hanya mampu mengangkut 370 ton sampah dari 900 ton sampah rumah tangga. Sementara pemkab hanya memiliki 61 unit kendaraan pengangkut sampah ke TPAS Jalupang.

"Meski hanya sebagian tetapi kondisi Jalupang saat ini sudah overload," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com