Sebelumnya, Joko mengalami kebutaan atau tidak bisa melihat sama sekali sehari setelah disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Warga Jalan Burung Gereja RT 2 RW 2 Kelurahan Arjowinangon, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang itu disuntik vaksin pada Jumat, 3 September 2021.
Pada hari setelah divaksin, Joko mengaku penglihatannya kabur. Keesokan harinya, Joko mengaku tidak bisa melihat sama sekali.
Saat ini, Joko mulai bisa melihat meski belum maksimal. Penglihatannya masih hitam putih, belum bisa menangkap warna.
Baca juga: Jembatan Akses Utama Lumajang-Malang Putus Akibat Awan Panas Guguran Semeru
Dokter spesialis mata di RSSA yang menangani perawatan Joko, dr Wino Vrieda Vierlia mengatakan, hasil pemeriksaan terhadap Joko Santoso menunjukkan bahwa Joko mengalami peradangan pada saraf mata atau neuritis optik.
"Dari hasil pemeriksaan secara lengkap yang kami lakukan, didapatkan suatu diagnosis terjadinya peradangan pada saraf mata pasien atau neuritis optik," kata Wino dalam konferensi pers di RSSA pada Selasa (7/12/2021).
Joko lantas menjalani rawat inap dan mendapatkan terapi dari tim gabungan dokter spesialis mata, neurologi dan penyakit dalam.
"Dalam perkembangannya, pada hari keempat perawatan, sudah mulai bisa melihat bayang-bayang. Kemudian mengalami perbaikan ketajaman penglihatan selama perawatan," katanya.
Baca juga: 6 Kecamatan di Malang Terdampak Hujan Abu Vulkanik Gunung Semeru
Joko kemudian dipulangkan setelah menjalani rawat inap selama sembilan hari.
Setelah itu, Joko menjalani terapi obat dan secara rutin kontrol di Poli Mata dan Poli Neurologi di RSSA.
Dokter ahli saraf RSSA, dr Rodhiyan Rakhmatiar menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium darah dan magnetic resonance imaging (MRI), tidak didapatkan adanya penyumbatan atau pembekuan pembuluh darah yang mengarah pada mata dalam diri Joko.
"Akhirnya tim sepakat bahwa ini bukan suatu kasus penyumbatan tapi lebih pada kasus peradangan pada saraf mata," katanya.
Pokja KIPI Kota Malang dr Ariani mengatakan, tim dokter mendiagnosis kebutaan Joko akibat peradangan pada saraf mata.
"Diputuskan dengan dokumen pemeriksaan yang sangat lengkap yang ada, bahwa diagnosis sebagai peradangan saraf mata atau optik neuritis," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.