Salin Artikel

Alami Kebutaan Setelah Divaksin dan Didiagnosis Neuritis Optik, Ini Tanggapan Joko Santoso

Sehingga, kebutaan yang dialami Joko dipastikan tidak terkait dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksinasi Covid-19.

Sebelumnya, pria asal Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang itu mengaku mengalami gangguan kebutaan setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

Tanggapan Joko

Menanggapi hal itu, Joko mengaku belum mendapat penjelasan dari tim dokter terkait dengan diagnosis tersebut.

Meski begitu, Joko tidak mempermasalahkan hasil diagnosis tim medis.

Joko hanya menegaskan bahwa gangguan penglihatan yang dialaminya terjadi sesaat setelah dia disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.

"Silakan tidak apa-apa (didiagnosis neuritis optik). Kita cuma orang awam jadi tidak tahu. Tapi sebelum vaksin saya normal-normal saja," kata Joko ditemui di rumahnya, Rabu (8/12/2021).

Sampai saat ini, Joko meyakini, gangguan penglihatannya itu dipengaruhi vaksinasi.

Keyakinannya ini didasarkan pada peristiwa ketika dia tiba-tiba tidak bisa melihat sama sekali sehari setelah divaksin dan mulai bisa melihat berangsur-angsur setelah ada jarak waktu usai divaksin.

"Setelah vaksin saya kayak gini. Kan berangsur membaik setelah tiga bulan yang lalu. Sebelumnya juga tidak ada apa-apa. Ini tidak bohong," jelasnya.

Warga Jalan Burung Gereja RT 2 RW 2 Kelurahan Arjowinangon, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang itu disuntik vaksin pada Jumat, 3 September 2021.

Pada hari setelah divaksin, Joko mengaku penglihatannya kabur. Keesokan harinya, Joko mengaku tidak bisa melihat sama sekali.

Saat ini, Joko mulai bisa melihat meski belum maksimal. Penglihatannya masih hitam putih, belum bisa menangkap warna.

Penjelasan tim dokter

Dokter spesialis mata di RSSA yang menangani perawatan Joko, dr Wino Vrieda Vierlia mengatakan, hasil pemeriksaan terhadap Joko Santoso menunjukkan bahwa Joko mengalami peradangan pada saraf mata atau neuritis optik.

"Dari hasil pemeriksaan secara lengkap yang kami lakukan, didapatkan suatu diagnosis terjadinya peradangan pada saraf mata pasien atau neuritis optik," kata Wino dalam konferensi pers di RSSA pada Selasa (7/12/2021).

Joko lantas menjalani rawat inap dan mendapatkan terapi dari tim gabungan dokter spesialis mata, neurologi dan penyakit dalam.

"Dalam perkembangannya, pada hari keempat perawatan, sudah mulai bisa melihat bayang-bayang. Kemudian mengalami perbaikan ketajaman penglihatan selama perawatan," katanya.

Joko kemudian dipulangkan setelah menjalani rawat inap selama sembilan hari.

Setelah itu, Joko menjalani terapi obat dan secara rutin kontrol di Poli Mata dan Poli Neurologi di RSSA.

Dokter ahli saraf RSSA, dr Rodhiyan Rakhmatiar menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium darah dan magnetic resonance imaging (MRI), tidak didapatkan adanya penyumbatan atau pembekuan pembuluh darah yang mengarah pada mata dalam diri Joko.

"Akhirnya tim sepakat bahwa ini bukan suatu kasus penyumbatan tapi lebih pada kasus peradangan pada saraf mata," katanya.

Pokja KIPI Kota Malang dr Ariani mengatakan, tim dokter mendiagnosis kebutaan Joko akibat peradangan pada saraf mata.

"Diputuskan dengan dokumen pemeriksaan yang sangat lengkap yang ada, bahwa diagnosis sebagai peradangan saraf mata atau optik neuritis," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/08/170611678/alami-kebutaan-setelah-divaksin-dan-didiagnosis-neuritis-optik-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke