KOMPAS.com - Erupsi Gunung Semeru meluluhlantakkan wilayah Lumajang, Jawa Timur, dan sekitarnya pada Sabtu (4/12/2021).
Gunung Semeru mengeluarkan asap tebal dari kawah Jonggring Saloko dan guguran awan panas guguran.
Hingga Selasa (7/12/2021), ada 22 warga yang dinyatakan meninggal dunia dan 22 orang masih hilang. Sementara itu, puluhan orang mengalami luka-luka.
Baca juga: Cerita Warga ke Jokowi soal Detik-detik Erupsi Semeru...
Dikutip dari Intisari.id, dalam kitab Tantu Panggelaran terdapat mitos yang menyebut bahwa Gunung Semeru adalah bagian dari Gunung Meru yang berada di India.
Diceritakan bahwa bagian puncak Gunung Meru dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke Tanah Jawa. Tujuannya agar menjadi pasak bumi.
Merujuk pada naskah Jawa abad ke-16, Tantu Panggelaran—ada yang menyebut juga Tantu Pagelaran—, Denys Lombard dalam buku jilid ketiga Nusa Jawa: Silang Budaya, Warisan Kerajaan-kerjaan Konsentris mengutip kisah Bhatara Guru (Siva atau Shiwa) yang bertapa di Gunung Dieng.
Baca juga: Perintah Jokowi: 2.000 Rumah Warga Terdampak Erupsi Semeru Segera Direlokasi
Dalam semedinya, Bhatara Guru meminta kepada Dewa Brahma dan Dewa Wisnu agar Pulau Jawa diberi penghuni.
Atas permintaan itu, Dewa Brahma mencipta kaum lelaki dan Wisnu mencipta perempuan.
Kitab Tantu Pagelaran peninggalan Kerajaan Majapahit menyebutkan bahwa Bhatara Guru memerintahkan Dewa Wisnu untuk mengisi Pulau Jawa dengan manusia.
Tak berhenti di situ, para dewa pun memutuskan untuk tinggal di Pulau Jawa dengan sekalian memindahkan Gunung Meru — salah satu penamaan untuk Gunung Semeru — dari Negeri Jambudvipa alias India.
Baca juga: Hujan dan Ledakan di Gunung Semeru, Pencarian Korban Sulit Dilakukan
Diceritakan, saat itu Pulau Jawa masih terombang-ambing dan terus berguncang karena mengambang di lautan luas. Hal tersebut membuat para dewa memutuskan memaku Pulau Jawa dengan gunung sebagai paku bumi.
Awalnya gunung tersebut diletakkan di bagian barat, tapi hal tersebut membuat bagian timur Pulau Jawa terangkat, kemudian gunung dipindahkan ke bagian timur.
Sayangnya, ketika dibawa ke arah timur, serpihan gunung tercecer, mengakibatkan terjadinya jajaran pegunungan di Pulau Jawa memanjang dari barat ke timur.
Baca juga: 33 Korban Letusan Gunung Semeru Mengungsi ke Jember, Trauma Bencana Susulan
Walaupun sudah dipindahkan ke timur, Pulau Jawa tetap miring.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.