“Ada satu orang, MAS, merupakan mahasiswa mengalami luka-luka pada tangan kiri hingga terputus. Karena waktu itu saya sempat menjenguk di rumah sakit dan terdapat luka robek pada kepala belakang, samping kiri terdapat luka robek,” beber dia.
Bentrokan di lokasi kedua, polisi melakukan penyelidikan dan mengamankan dua orang berinisial EKP. Peranannya membawa bom molotov dan melemparkan ke Asrama IPMIL.
Kemudian ASS, peranannya menentukan titik penyerangan dan dikatakan sebagai otak pelaku penyerangan ke Asrama IPMIL serta membawa sebilah badik.
“Dari keterangan dua orang yang diamankan ini, ada sekitar 21 orang melakukan penyerangan ke Asrama IPMIL. Dari beberapa keterangan saksi, para pelaku membawa panah, samurai, papporo, bom molotov dan berbagai senjata tajam lainnya,” papar dia.
Nana Sudjana menuturkan, akibat bentrokan ini membuat seorang mahasiswa berinisial AS terlentang bersimbah darah dengan penuh luka di tubuhnya, serta tangan kirinya putus.
Selanjutnya, warga sekitar Asrama IPMIL membawa korban ke rumah sakit.
“Dari penangkapan bentrokan kedua, polisi menyita sebulah badik sepanjang 24 cm, dua ketapel, lima anak panah atau busur, satu buah galon terbakar, satu kipas angin dan satu dispenser yang terbakar. Polisi masih melakukan pengejaran terhadap 21 orang yang ikut dalam penyerangan Asrama IPMIL,” ujar dia.
Baca juga: Identitasnya Diketahui, Penyerang Asrama Mahasiswa di Makassar Diminta Serahkan Diri
Untuk TKP ketiga, sambung Nana Sudjana, masih berkaitan penyerangan di Asrama IPMIL.
Sekitar 40 orang mahasiswa IPMIL pun melakukan aksi balasan dengan menyerang asrama KEPMI Bone yang lokasinya tidak jauh yakni bersebelahan lorong.
Namun, Asrama KEPMI Bone dalam keadaan kosong, sehingga mahasiswa IPMIL melakukan pembakaran dan pengerusakan barang.
Dari TKP ketiga ini, timsus gabungan melakukan penangkapan terhadap dua pelaku berinisial W. Perannya menyembunyikan barang bukti berupa papporo serta terlibat dalam penyerangan di TKP pertama Fakultas Pertanian UIM.
Kemudian, tersangka kedua berinisil Y, peranannya sama menyembunyikan barang bukti berupa papporo karena terlibat penyerangan di TKP 1.
Nana Sudjana menambahkan, para tersangka bentrokan dua kelompok mahasiswa di tiga lokasi berbeda ini ditangkap di Kota Makassaar, Luwu Raya, dan Kabupaten Bone.
Kasus bentrokan ini pun terus dikembangkan dan polisi berusaha menangkap para pelaku lainnya yang telah dikantongi identitasnya sebanyak 61 orang.