Namun, uang yang didapat tidak hanya untuk kebutuhan keluarga, tapi juga untuk memperkaya konten video.
Misalnya, baru-baru ini, Winandi membeli dua ekor kambing untuk dipelihara.
Aktivitas membuat kandang kambing pun sudah mampu menyumbang beberapa tayangan video.
Meski sudah mampu meraup pendapatan puluhan juta rupiah per bulan, Winandi mengaku belum berniat menginvestasikan pendapatannya untuk membeli peralatan yang lebih bagus, seperti kamera, mikrofon, ataupun peralatan pengolahan suara.
"Masih mengandalkan handphone. Suasana perdesaan saya upayakan sealamiah mungkin, misalnya suara kicauan burung ya berasal dari suara yang memang ada ketika aktivitas kita rekam," ujarnya.
Dialog pun dia pertahankan apa adanya. Dialog sehari-hari keluarga itu yang menggunakan bahasa Jawa dialek Blitar dari sub-kultur Mataraman.
Bekerja sebagai pengepul besi
Sebelum menjadi YouTuber, Winandi merupakan pengepul besi. Usahanya itu bangkrut pada 2014.
Saat masih memiliki usaha, Winandi mendapatkan omzet paling besar Rp 3 juta per hari.
Namun, keuntungan yang dia dapat sangat sedikit bahkan kadang merugi.
Kini, pendapatannya bersih yang dia dapat jauh lebih tinggi.
Tentu saja Winandi, Aning, dan bahkan Kenzin harus bekerja keras untuk kesuksesan yang dapat diraih dalam waktu tak terlalu lama.
Winandi harus mengedit dan mengunggah setiap video yang mereka produksi dengan menghabiskan waktu sekitar 15 jam setiap hari, mulai dari merekam video, editing, hingga mengunggah video.
Winandi juga terus mempelajari tutorial yang disediakan YouTube.
(Penulis Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.