Rumah warga juga banyak yang hancur terendam lumpur dan diselimuti abu vulkanik.
Ternak warga juga banyak yang mati. Sapi bergelimpangan di kandangnya tanpa sempat melarikan diri.
Barang-barang berharga tergeletak, sebagian tertimbun lumpur.
Baca juga: Listrik di Desa Supit Urang Masih Padam Imbas Erupsi Semeru, Warga Mengaku Kehilangan Barang
Saat kondisi mereda, warga memberanikan diri untuk menengok rumahnya, sembari menyelamatkan barang berharganya yang masih utuh.
Mereka tidak ingin menempati kampung itu lagi dan ingin direlokasi ke tempat yang aman.
"Sudah tidak aman dan ingin menempati yang lebih aman," kata Toha (40).
Begitu juga dengan Ponidi. Dia sudah tidak ingin berada di kampung itu.
Baca juga: Kisah Bagong dan Handoko, Mengangkut Pasir Saat Gunung Semeru Meletus, Hanya Truknya yang Ditemukan
Menurutnya, jika masih berada di kampung tersebut, warga tetap dibayangi ancaman awan panas Semeru.
"Tidak menargetkan membuat yang bagus, yang penting ada tempat berteduh dan aman. Meski sederhana asal tidur nyenyak, kan nyaman," kata Ponidi.
Saat ini, warga di kampung tersebut masih mengungsi. Mereka kembali ke rumahnya hanya untuk mengamankan barang-barang yang masih tersisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.