Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Rumah Oksigen di SIER Surabaya, Komisi VI DPR RI: Harus Siap Hadapi Varian Omicron

Kompas.com - 30/11/2021, 12:32 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung bersama anggota Komisi VI DPR Ri memberikan apresiasi pada keberadaan tempat Isolasi Terpusat (Isoter) Rumah Oksigen, yang berada di kawasan industri SIER (PT Surabaya Industrial Estate Rungkut).

Martin menyebutkan, seharusnya BUMN lainnya bisa memiliki isoter seperti itu, apalagi pandemi Covid-19 belum usai.

“Saya pikir ini upaya bagus. Dan ini yang sebenarnya sering kita suarakan di Komisi VI DPR RI. BUMN memiliki banyak aset lahan yang masih bisa diberdayakan sebagai tempat isolasi atau rumah oksigen," kata Martin Manurung, saat meninjau Isoter Rumah Oksigen, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: Surabaya Gerakkan 32.600 Kader Kesehatan Hadapi Pancaroba, Antisipasi DBD di Permukiman

Waktu yang tepat persiapkan fasilitas

Meski kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini sudah melandai, Martin meminta hal itu tidak membuat masyarakat terlena.

Justru saat ini adalah waktu yang tepat membangun fasilitas-fasilitas seperti isoter atau rumah oksigen.

Sebab sejarah membuktikan, selama ada pandemi, pasti ada gelombang Covid-19 dengan varian baru dan itu terjadi berulang-ulang.

"Di Indonesia dan di dunia pernah mengalami pandemi Flu Spanyol pada tahun 1918. Indonesia mengalami empat gelombang. Di negara-negara lain juga sama, mengalami tiga hingga empat gelombang. Itu artinya, jika pandemi Covid-19 sekarang sudah dua gelombang, jangan pernah menganggap pandemi selesai," ucap dia.

Baca juga: ASN Pemkot Surabaya yang Diduga Tipu Warga Dipindah ke Kecamatan

Martin melanjutkan, fasilitas seperti isoter dan rumah oksigen perlu dibangun, ketersediaan oksigen, obat-obatan dan vitamin juga harus dipenuhi.

Begitu pula dengan penambahan jumlah ventilator.

Upaya preventif semacam ini, kata Martin, lebih baik dibanding harus melakukan pengetatan secara keras atau bahkan lockdown.

Karena pengetatan keras secara terus-menerus akan berdampak pada ekonomi.

"Kita tidak seperti negara maju yang tingkat tabungan penduduknya tinggi. Indonesia tabungannya tidak sampai 10 persen. Kalau dilakukan pengetatan secara keras terus menerus untuk menghadang Covid-19, ekonomi Indonesia pasti akan hancur," kata dia.

Baca juga: Muncul Varian Omicron, Koster Minta Pelaku Pariwisata di Bali Bersabar Sambut Kedatangan Wisman

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com