Salin Artikel

Kunjungi Rumah Oksigen di SIER Surabaya, Komisi VI DPR RI: Harus Siap Hadapi Varian Omicron

Martin menyebutkan, seharusnya BUMN lainnya bisa memiliki isoter seperti itu, apalagi pandemi Covid-19 belum usai.

“Saya pikir ini upaya bagus. Dan ini yang sebenarnya sering kita suarakan di Komisi VI DPR RI. BUMN memiliki banyak aset lahan yang masih bisa diberdayakan sebagai tempat isolasi atau rumah oksigen," kata Martin Manurung, saat meninjau Isoter Rumah Oksigen, Selasa (30/11/2021).

Waktu yang tepat persiapkan fasilitas

Meski kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini sudah melandai, Martin meminta hal itu tidak membuat masyarakat terlena.

Justru saat ini adalah waktu yang tepat membangun fasilitas-fasilitas seperti isoter atau rumah oksigen.

Sebab sejarah membuktikan, selama ada pandemi, pasti ada gelombang Covid-19 dengan varian baru dan itu terjadi berulang-ulang.

"Di Indonesia dan di dunia pernah mengalami pandemi Flu Spanyol pada tahun 1918. Indonesia mengalami empat gelombang. Di negara-negara lain juga sama, mengalami tiga hingga empat gelombang. Itu artinya, jika pandemi Covid-19 sekarang sudah dua gelombang, jangan pernah menganggap pandemi selesai," ucap dia.

Martin melanjutkan, fasilitas seperti isoter dan rumah oksigen perlu dibangun, ketersediaan oksigen, obat-obatan dan vitamin juga harus dipenuhi.

Begitu pula dengan penambahan jumlah ventilator.

Upaya preventif semacam ini, kata Martin, lebih baik dibanding harus melakukan pengetatan secara keras atau bahkan lockdown.

Karena pengetatan keras secara terus-menerus akan berdampak pada ekonomi.

"Kita tidak seperti negara maju yang tingkat tabungan penduduknya tinggi. Indonesia tabungannya tidak sampai 10 persen. Kalau dilakukan pengetatan secara keras terus menerus untuk menghadang Covid-19, ekonomi Indonesia pasti akan hancur," kata dia.


Perlu ditiru BUMN lain

Untuk itu, fasilitas Isoter Rumah Oksigen yang ada di SIER adalah upaya preventif yang perlu ditiru BUMN lain.

Apalagi sekarang sudah muncul varian baru Omicron dari Afrika yang lebih ganas penyebarannya dibanding varian sebelumnya.

"Cepat atau lambat, varian baru itu pasti akan masuk Indonesia, tinggal menunggu waktu saja. Kalau sudah masuk, jangan sampai kita melakukan pengetatan keras lagi. Lebih baik bagaimana sekarang melakukan langkah-langkah preventifnya. Aset BUMN banyak, dan bisa dimanfaatkan," tutur Martin.

Sementara itu, Direktur Operasi PT SIER, Didik Prasetiyono mengatakan, semula gudang yang digunakan untuk rumah oksigen ini adalah bangunan pabrik yang kosong.

Karena saat itu jumlah pasien Covid-19 sangat tinggi, SIER ingin peran serta membantu pemerintah melakukan penanganan Covid-19.

"Ini bentuk keprihatinan kita saat hebohnya serangan Covid Varian Delta, banyak yang mencari oksigen karena sesak napas," kata Didik.

"Akhirnya, kami bertemu beberapa pihak termasuk dengan Pak Rachmad Harsono (Presiden Direktur dari PT Aneka Gas Industri Tbk, anak perusahaan dari Samator Group). Kami diskusi akhirnya sepakat untuk mendirikan rumah oksigen," katanya.

Renovasi gedung dilakukan oleh Kementerian PUPR.

"Untuk tenaga kesehatannya petunjuk Pak Luhut (Menko Marves) dari RS MarinirTNI AL Ewa Pangalela," tutur Didik.

Setelah kerja keras berbagai pihak, lanjut Didik, akhirnya fasilitas semua lengkap dalam waktu kurang lebih satu bulan.

Terbangunnya rumah oksigen ini adalah kerja gotong royong dari semua pihak.

"Kita berharap ini rumah oksigen jadi bantuan bila nanti ada situasi kritis lagi. Rumah oksigen ini adalah bentuk kontigensi plan, jika andaikan saja ada lonjakan ketiga atau ada peningkatan Covid-19 kita bisa sama-sama bahu-membahu dengan rumah sakit," tutur Didik.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/30/123226978/kunjungi-rumah-oksigen-di-sier-surabaya-komisi-vi-dpr-ri-harus-siap-hadapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke