JOMBANG, KOMPAS.com - Bangunan klasik yang membentuk sebuah tempat pemujaan ditemukan di Dusun Kwasen, Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Keberadaan candi bercorak Hindu tersebut terungkap setelah para arkeolog melakukan ekskavasi Situs Pandegong yang berada di tengah lahan pertanian di wilayah Desa Menganto.
Ekskavasi Situs Pandegong dilakukan para arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya BPCB (Jawa Timur) bersama tim ekskavasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, pada 12 hingga 22 November 2021.
Baca juga: Potret Toleransi yang Tak Cuma Basa-basi dari Kampung 3 Agama di Jombang
Dari 70 persen lapisan tanah yang telah disingkap, tampak struktur bangunan kuno berbentuk persegi dengan panjang 7,7 meter, serta lebar 7,8 meter.
Bangunan persegi itu memiliki orientasi menghadap ke arah timur yang diinterpretasikan menghadap ke arah Gunung Penanggungan di Kabupaten Mojokerto.
Candi yang belum diketahui masa pembangunannya itu tersusun dari lapisan batas merah.
Bata penyusunnya memiliki panjang 30 sentimeter, tebal 8 sentimeter dan lebar 15 sentimeter.
Selama ekskavasi, ditemukan arca nandiswara di sebelah selatan dan arca mahakala di sisi utara bangunan situs.
Pamong Budaya Ahli Pertama BPCB Jawa Timur, Albertus Agung Vidi Susanto mengungkapkan, tim ekskavasi juga menemukan Yoni di dekat bangunan candi.
Menilik bentuk dan arca yang ditemukan, Vidi menduga, bangunan era kuno itu merupakan tempat pemujaan bagi penganut ajaran Siwa.
"Interpretasi sementara, fungsinya untuk tempat pemujaan. Struktur candi ini mengarah ke tempat pemujaan ajaran Siwa," kata Vidi kepada Kompas.com, Minggu (22/11/2021).
Baca juga: Tenaga Kesehatan Aktif Jemput Bola, Vaksinasi Covid-19 Lansia di Jombang Capai 62 Persen
Dia menyebutkan, selain dua arca dan batu Yoni, tim ekskavasi juga menemukan fragmen keramik dari China pada masa Dinasti Song dan Yuan.
Menurut Vidi, penemuan fragmen keramik dan sejumlah mata uang, menggambarkan bahwa tempat pemujaan itu dulunya cukup intens digunakan.
Selama ekskavasi, ungkap dia, ditemukan mata uang hhina, mata uang dari Belanda, serta mata uang Sen.
Vidi menjelaskan, pihaknya masih belum bisa menentukan interpretasi utuh terhadap Candi Hindu yang ditemukan di Situs Pandegong.
Pihaknya masih kesulitan merumuskan interpretasi utuh karena minimnya data pendukung, serta belum ditemukannya naskah ataupun prasasti.
"Data-data lain terkait tulisan, prasasti, atau data yang sifatnya toponik, sejauh ini belum kita dapatkan," ujar dia
Demikian pula dengan interpretasi terhadap masa pembangunan Candi yang masih memerlukan kajian lanjutan dengan dukungan data yang cukup.
"Untuk pembabakan zaman kita belum bisa berbicara lebih jauh, ini masih kita dalami," kata Vidi.
Baca juga: PTM Penuh di Jombang Dijadwalkan Januari 2022, Ini Alasannya
Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Iswahyudi Hidayat mengungkapkan, ekskavasi Situs Pandegong baru mencapai 70 persen.
Ekskavasi akan dilanjutkan pada tahun 2022 dengan target menyingkap keseluruhan lapisan tanah untuk menampakkan bangunan secara utuh.
"Nanti kami koordinasikan lagi dengan BPCB. Kami rencanakan tahun depan dilanjutkan ekskavasi," kata Iswahyudi.
Terkait arca nandiswara dan arca mahakala yang ditemukan selama ekskavasi, Iswahyudi menyebut akan disiarkan oleh Pemerintah Desa Menganto.
Baca juga: Arca Nandiswara Ditemukan Saat Ekskavasi Situs Pandegong di Jombang
Lokasi penemuan Candi Hindu di Dusun Kwasen, Desa Menganto, dikenal sebagai Situs Pandegong.
Selama ini, masyarakat setempat menyebutnya sebagai Punden dan diyakini sebagai tempat keramat.
Situs Pandegong berada di tengah-tengah lahan pertanian Desa Menganto dan lahannya menjadi bagian dari aset tanah kas desa.
Lokasi Situs Pandegong berjarak sekitar 11 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Jombang.
Sedangkan jarak dari kawasan cagar budaya di Trowulan, sekitar 12 kilometer.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.