Saat ini, Edwin tidak sendiri mengelola rumah singgah yang diberi nama Sahabat Melindungi tersebut. Sudah ada sejumlah tim relawan yang ikut membantunya untuk mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan bagi para anak jalanan.
"Ada tim relawan juga yang bantu beta (saya). Mereka dari berbagai mahasiswa, ada juga dokter," kata dia.
Rumah singgah Sahabat Melindungi dibangun saat dirinya merasa prihatin melihat nasib anak-anak jalanan di Kota Ambon.
"Karena di Kota Ambon sendiri belum ada rumah singgah yang menampung dan memberikan pendidikan bagi anak-anak jalanan, maka dari situ muncul keinginan saya," kata dia.
Mereka yang diajak untuk diberikan pendidikan di rumah singgah rata-rata anak-anak yang tidak bersekolah. Ada juga yang memiliki orang tua, namun mereka hidup di jalanan.
"Dari 40 orang, usia mereka dari 4 tahun sampai 15 tahun. Ada juga sudah SMP dan SMA. Jadi kalau mereka ini tidak dibantu, maka mereka bisa putus sekolah," kata dia.
Ia berharap rumah singgah yang digagasnya bersama tim relawan bisa permanen. Sehingga mereka tidak kerap berpindah-pindah tempat jika masa kontrak tempat selesai.
"Untuk saat ini kita masih sewa tempat selama setahun. Waktu sewa juga sudah selesai, dan kita juga akan pindah lagi," kata dia.
Edwin mengaku, tempat yang dikontrak tersebut juga dibantu oleh pihak-pihak yang bergerak di bidang kemanusiaan.
"Terima kasih kepada bapak Kapolda yang sudah memberikan saya piagam penghargaan. Ini penghargaan yang kedua yang saya terima. Sebelumnya juga dari bapak Kapolda Royke Lumowa," kata dia.
Edwin mengaku tidak menyangka akan dimasukkan sebagai 76 orang Ikon Prestasi Pancasila di bidang sosial interpreneur dan kemanusiaan 2021.