Untuk memulai rencana itu, Euis memerlukan kepastian kualitas produk yang ia jual.
Alhasil, Euis menerapkan standar tinggi, karena ingin menyediakan beras terbaik untuk masyarakat.
Orientasi kepada pelanggan itu ia terapkan seiring pendampingan dari Pupuk Kujang.
“Kita tidak ingin menjual sembarang beras. Produk harus dipastikan berkualitas dan standar tinggi. Kita tidak ingin malu-maluin Karawang,” kata Euis.
Baca juga: Kisah Bagus, Modal Riset Kata Kunci, Kini Sukses Jual 10.000 Daun Kering, Omzet Rp 20 Juta Sebulan
Tuntutan kualitas membuat ia harus menyeleksi beras-beras yang masuk.
Supaya akurat, Euis sampai menggunakan alat pengecek kadar air dan alat pemisah broken atau menir.
Melalui alat itu, Euis mendapat beras-beras terbaik dari penjuru Karawang.
“Hingga akhirnya saya memilih menjual beras premium,” kata Euis.
Setelah mendapat kualitas beras yang diinginkan, Euis pun membutuhkan merek dagang.
Nama anak laki-lakinya, Muhammad Rosydan, dipilih sebagai merek beras premium yang ia jual.
Lahirlah nama beras Griya Rosydan (GR).
“Saya menamai perusahaan dagang dan produk beras dengan nama anak saya,” kata Euis.
Setelah mendapatkan nama, ia pun mendaftarkan merek tersebut ke Kementerian Perdagangan.
Setelah namanya resmi terdaftar, tak afdol rasanya tanpa sertifikat yang menjamin kualitas dan kemanan produk.
Pupuk Kujang kembali mendampingi dan mengawal seluruh proses hingga beras GR mendapat sertifikat SNI dari BSN.
Dimulai dari seluruh proses administratif hingga uji lab beras oleh Institut Pertanian Bogor (IPB).