SOLO, KOMPAS.com - Himpunan Kawula Muda Mangkunegaran (HKMN) menggelar deklarasi dukungan kepada Gusti Pangeran Haryo Paundrakarna Jiwa Suryanegara agar dilantik sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X.
Deklarasi dukungan tersebut mereka lakukan di pintu masuk utama Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah tepatnya di bawah patung Ir Soekarno, Rabu (3/11/2021).
Koordinator Deklarasi Krisna Bunga Wardani mengatakan alasan agar Paundra dilantik sebagai KGPAA Mangkunegara X karena merupakan anak tertua almarhum KGPAA Mangkunegara IX dari mantan istri Sukmawati Soekarnoputri.
"Mangkunegara IX kan sudah wafat. Seharusnya yang menggantikan tahtanya adalah anak tertua (pertama)," kata Krisna seusai menggelar deklarasi dukungan kepada Paundra, Rabu.
Baca juga: Ayah Paundrakarna, KGPAA Mangkunegara IX, Meninggal Dunia
Alasan lain meminta agar Paundra dapat meneruskan kepemimpinan mendiang KGPAA Mangkunegara IX karena memiliki kecakapan.
"Beliau (Paundra) cakap orangnya. Pantas dijadikan untuk meneruskan pemimpin selanjutnya," terang Krisna.
Krisna mengakui ada dua putra laki-laki sepeninggalan penguasa Pura Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara IX.
Selain Paundra ada GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
GPH Bhre Cakrahutama merupakan anak bungsu hasil pernikahan Mangkunegara IX dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
"Kita penginnya Paundra sebagai raja sedangkan Gusti Bhre nanti sebagai perdana menteri. Jadi kita ingin dua-duanya menjadi pemimpin (Mangkunegaran)," terang dia.
Baca juga: Rumah Warga di Solo Terdapat 5 Makam Putra Keturunan Mangkunegara IV
Budayan Solo ST Wiyono mengatakan suksesi Pura Mangkunegaran penting dilakukan untuk meneruskan kepemimpinan Mangkunegara IX selanjutnya.
Berdasarkan aturan pewaris tahta adalah anak tertua. Tetapi, Mangkunegara IX juga memiliki putra buah pernikahannya dengah Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
"Kalau putra paling sepuh Paundra, kalau prameswari itu Gusti Bhre. Dua-duanya ini punya kelebihan dan kekurangan yang sebenarnya bisa kita lihat dan kita cermati bersama," kata dia.
"Kalau keduanya bisa nyawiji atau kersa (mau) urut kacang, Mas Paundra dulu, tetapi tetap Gusti Bhre jadi pra negara," tambah dia.