Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah TKW Terkatung-katung 1,5 Bulan di Taiwan, Anak Kerap Menangis Tengah Malam

Kompas.com - 03/11/2021, 12:10 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Jenazah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Suprihatin (44) masih belum bisa dipulangkan dari Taiwan ke Indonesia, meski telah meninggal sejak 1,5 bulan lalu.

Hari Jumat, tanggal 17 September 2021, sang suami, Sumanto menerima kabar, Suprihatin meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit di Taiwan.

Kabar itu disampaikan oleh pihak agensi tenaga kerja Indonesia yang memberangkatkan Suprihatin ke Taiwan tahun 2018 lalu untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Baca juga: Mengaku Diajak Jalan-jalan Ternyata Dititipkan ke Panti Jompo, Trimah: Tadinya Bilang Perginya Dekat

Namun 1,5 bulan berlalu sejak kabar perih itu dia terima, hingga kini jenazah ibu dari dua anak itu belum dapat dipulangkan ke Indonesia.

"Walaupun istri saya itu asal Ponorogo, kami akan menguburkan jenazahnya di Blitar, di rumah kami," kata Sumanto melalui telepon kepada Kompas.com, Rabu (3/11/2021).

 

Sumanto berharap, jenazah istrinya segera dipulangkan ke Indonesia dan dikuburkan di Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Baca juga: KRI Tawau Beri Bantuan Hukum kepada TKW Asal Sulbar yang Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Anak terbangun dan menangis

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.

Dia mengaku secara emosional sudah mampu menerima kepergian sang istri

Apalagi, Sumanto sudah mengetahui gangguan kesehatan yang dialami istrinya sejak sebulan sebelum menerima kabar duka itu.

Namun setiap kali melihat kedua anak mereka, kesedihan kembali menyelimuti hatinya.

Dua anak Sumanto yakni seorang laki-laki yang duduk di bangku kelas II SMP dan satu orang perempuan yang masih kelas I SMP.

"Apalagi yang perempuan yang nomor dua itu, sering setiap tengah malam terbangun lalu menangis teringat ibunya," kata Sumanto.

Baca juga: Polisi Turun Tangan Usut Kasus Temuan Sabu di Lapas Blitar

 

Ilustrasi peti mati.SHUTTERSTOCK Ilustrasi peti mati.
Ketika ibunya berangkat ke Taiwan, anak perempuan itu baru duduk di bangku kelas V SD.

Sumanto berharap, kedua anaknya perlahan akan menerima kehilangan orang terkasih mereka jika jenazah Suprihatin telah dipulangkan dan dikuburkan di desa mereka.

"Baru kemarin saya dapat telepon dari agen lagi, katanya jenazah istri saya sudah siap diberangkatkan, tapi tinggal menunggu surat dari KJRI. Tapi enggak tahu," ujarnya.

Baca juga: Penetapan Tersangka Penyelewengan Dana BST di Blitar Masih Tunggu Keterangan Kemensos

Pandemi dan masalah asuransi

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Blitar Mujianto belum menjawab permintaan konfirmasi yang diajukan Kompas.com.

Tapi sebelumnya, pada Senin (1/11/2021), Mujianto mengatakan bahwa jenazah Suprihatin belum dapat dipulangkan ke Blitar karena masih menunggu jadwal penerbangan pesawat kargo.

Dia tidak menyebutkan adanya masalah lain dan juga kapan Suprihatin meninggal dunia.

Sementara menurut informasi yang diterima Sumanto dari agensi, pandemi Covid-19 merupakan salah satu sebab jenazah istrinya tidak dapat segera dipulangkan.

Namun Sumanto juga mengungkapkan penyebab lain, yaitu tidak adanya asuransi yang mengcover biaya perawatan kesehatan dan pemulangan jenazah istrinya.

"Karena sudah keluar dari majikan jadi katanya gak ada asuransinya. Enggak tahu, tapi katanya begitu," ujar Sumanto.

Baca juga: Wali Kota Blitar Yakin Wilayahnya Terhindar dari Gelombang Ketiga Covid-19, jika...

Masalah kesehatan, suami minta istrinya pulang

Menurutnya, sekitar sebulan sebelum Suprihatin masuk rumah sakit, istrinya mengeluhkan masalah kesehatan.

Sumanto mengaku segera meminta istrinya untuk keluar dari pekerjaannya dan mengurus kepulangan ke Indonesia.

Suprihatin setuju karena selama ini sering mengeluh kelelahan. Dia juga mengaku jarang mendapatkan cuti kerja seperti rekan-rekannya yang lain sesama TKW di Taiwan.

Berdasarkan pemeriksaan kesehatan, Suprihatin mengalami gangguan tekanan darah dan jantung. Gangguan kesehatan itu baru dialaminya setelah bekerja di Taiwan.

Baca juga: 11 TKI asal Blitar Meninggal, 1 Jenazah Belum Dipulangkan

 

Ilustrasi rumah sakit.healthcareitnews.com Ilustrasi rumah sakit.
Dibawa ke RS

Sebulan kemudian, kondisi kesehatan Suprigatin kian menurun hingga dilarikan ke rumah sakit.

Suprihatin pun sudah keluar dari pekerjaannya dan berada di bawah tanggung jawab pihak agensi.

Meski tidak begitu yakin dengan kebenaran masalah asuransi dan lainnya, Sumanto mengaku pasrah.

Baginya, yang terpenting adalah jenazah istrinya dapat segera dikuburkan di desanya.

Sumanto menuturkan, dirinya pernah diminta mengisi formulir yang intinya berisi permohonan bantuan dana ke pihak perwakilan pemerintah Indonesia yang ada di Taiwan.

Formulir itu sudah dia isi dan serahkan ke agensi.

"Saya juga tidak tahu pasti apakah gaji istri saya sudah dibayarkan semua tapi yang paling penting jenazahnya dapat segera kami kuburkan disini," ujar Sumanto.

Baca juga: Kabupaten Blitar Kejar Target Capaian Vaksinasi Lansia 40 Persen

Sebelumnya, Mujianto mengatakan selama kurun waktu 10 bulan hingga Oktober 2021, terdapat 43 pemulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Blitar karena beragam sebab.

Namun 11 di antaranya karena meninggal dunia di negara tempat mereka bekerja.

Di antara 11 kasus kematian itu ada satu kasus jenazah TKI atas nama Suprihatin yang belum dapat dikirim ke Indonesia.

Sebagai informasi, Kabupaten Blitar adalah pemasok TKI terbesar di Jawa Timur setelah Ponorogo dan Banyuwangi.

Sebelum pandemi, setidaknya 5.000 warga Blitar berangkat ke luar negeri untuk bekerja.

Namun lembaga pemantau isu buruh migran seperti Migrant Care menyebutkan, jumlah itu bisa dua kali lipat dari angka resmi.

Mayoritas dari TKI adalah kaum perempuan yang bekerja di sektor informal yaitu sebagai pembantu rumah tangga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com