Menyikapi keinginan Wapres, Pemkab Cianjur langsung membentuk tim yang terdiri dari lintas dinas dan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mengentaskan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Cianjur.
Termasuk memberdayakan lembaga yang ada di desa dalam meningkatkan status perekonomian warga dari utara hingga selatan.
Bahkan, Bupati Cianjur Herman Suherman menjadikan 25 desa di lima kecamatan sebagai percontohan dalam penanganan kemiskinan ekstrem, di mana dinas terkait tengah mempersiapkan sejumlah program, serta melakukan validasi data.
Angka warga miskin di Cianjur berdasarkan DTKS mencapai 300.000 jiwa, sedangkan tingkat kemiskinan ekstrem mencapai 90.480 jiwa.
Warga miskin ekstrem tersebut tersebar di 354 desa di 32 kecamatan, sehingga 25 desa dijadikan percontohan penanganan.
Tidak hanya membuat desa percontohan penanganan, Pemkab juga menggenjot IPM dengan membentuk PKBM di setiap pondok pesantren yang ada di Cianjur.
Dengan demikian, santri yang mondok tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi sekaligus mendapat pendidikan formal, sebagai modal mereka saat kembali ke masyarakat.
"Keberadaan pondok pesantren harus tetap dijaga dan tidak boleh hilang tergerus perkembangan zaman karena keberadaannya menjadi pusat pembelajaran agama. Namun, ilmu di ponpes harus digabungkan dengan pendidikan formal sebagai tempat membentuk karakter generasi yang ber-akhlakul karimah," kata Herman.
Herman mengatakan, angka rata-rata pendidikan sekolah di Cianjur masih rendah akibat hanya memfokuskan pendidikan agama saat anak masuk ponpes.
Tidak hanya itu, sebagai upaya memberantas kemiskinan ekstrem, Pemkab Cianjur akan mendorong kejar paket A sampai C untuk meningkatkan SDM warga di pelosok.
Berbagai program pengentasan kemiskinan akan dibarengi dengan kegiatan langsung yang dapat dirasakan masyarakat, termasuk membuka lapangan usaha dan membantu permodalan bagi mereka yang sudah mendapat pelatihan.
Selama ini, banyak ditemukan bahwa mereka yang sudah mendapat pelatihan tidak dapat mengembangkan ilmu yang sudah dapatkan.
Pelaku UMKM di Cianjur mengaku masih mengalami berbagai kesulitan, terutama terkait promosi dan pemasaran produk yang mereka hasilkan.
Mereka merasa belum memiliki ruang yang cukup untuk pemasaran di tingkat lokal hingga luar negeri karena, setelah memberi pelatihan, pihak dinas atau pemerintah daerah terkesan lepas tangan.
Permasalahan promosi dan pemasaran tersebut juga akan diberi jalan keluar agar mereka yang sudah berusaha dapat bangkit dari kemiskinan ekstrem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.