Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi, Kemiskinan di Lumbung Padi Jawa Barat

Kompas.com - 03/11/2021, 11:27 WIB
Abba Gabrillin

Editor

Sumber Antara

 

Pemerintah Kabupaten Cianjur mengatakan, kondisi warganya yang rata-rata tingkat pendidikan rendah, tidak tamat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), menjadi penghambat pelaksanaan program untuk menekan angka kemiskinan di Cianjur.

Untuk itu, Pemkab mendirikan sekolah di semua kecamatan dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk meningkatkan sumber daya manusia dan indeks pembangunan manusia (IPM).

Di samping itu, pengembangan berbagai bidang usaha sudah banyak dijalani dengan membina pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Cianjur.

Baca juga: Jabar Alami Kemiskinan Ekstrem, Kementerian PUPR Bantu Bangun Rumah Layak Huni

Warga setidaknya mendapatkan berbagai bantuan dan kemudahan dari pemerintah, mulai dari permodalan hingga pasar yang selama ini hanya bisa dilakukan pelaku usaha yang mengerti atau melek teknologi.

Mengamati masih besarnya kemiskinan di Cianjur, Ketua DPRD Cianjur Ganjar Ramadhan meminta keseriusan Pemkab Cianjur dalam menangani kemiskinan ekstrem yang membuat Cianjur masuk wilayah tertinggi kelima di Jawa Barat, dengan jumlah warga miskin ekstrem mencapai 90.000 jiwa.

"Jangan sampai peribahasa tikus mati di lumbung padi menjadi fenomenal di Cianjur karena berbagai potensi yang dimiliki cukup banyak, terutama di bidang pertanian. Ini harus menjadi fokus Pemkab untuk menciptakan berbagai lapangan kerja dan usaha, jangan hanya sekadar program pengentasan," kata Ganjar, seperti dikutip Antara, Selasa (2/11/2021).

Ketersediaan lahan milik pemerintah di Cianjur yang banyak yang terbengkalai, menurut Ganjar, seharusnya bisa dijadikan sebagai modal untuk membangun kembali ketahanan pangan atau ladang bagi warga untuk mencari nafkah.

Hal itu perlu ditunjang dengan bantuan pelatihan, pembibitan, hingga permodalan oleh dinas terkait.

"Saat mereka sudah berkarya, setidaknya dapat mengangkat status ekonominya dan mengajak orang lain, layaknya penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang sukses mengembangkan berbagai bidang usaha, sehingga beralih sebagai penyedia lapangan kerja untuk orang lain," kata Ganjar.

Instruksi Wapres dan respons Pemkab Cianjur

Wapres Ma'ruf Amin telah menginstruksikan lima kabupaten di Provinsi Jabar harus dapat menuntaskan masalah kemiskinan ekstrem pada akhir tahun atau Desember 2021.

Ma'ruf memberikan dua gambaran penanggulangan, yaitu berupa perlindungan sosial dan pemberdayaan.

Hal tersebut terucap usai Rapat Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di Aula Barat Gedung Sate Bandung.

Wapres menuturkan, pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem di Indonesia dapat dituntaskan pada 2024.

Baca juga: Menko PMK Muhadjir: Kemiskinan Ekstrem Harus Nol pada 2024

Didampingi Wakil Gubernur Jabar Aa Ruzhanul Ulum, Ma'ruf bertemu dengan lima bupati di Jabar dalam rangka penanggulangan kemiskinan ekstrem dan tekad menanggulangi kemiskinan.

"Kemiskinan sekarang ini, menurut data BPS, sebanyak 27 juta lebih. Tapi yang kita kategorikan ekstrem itu sekitar 10 juta lebih, 4 persen dari 10 persen kemiskinan," kata Ma'ruf di hadapan peserta rapat yang terdiri dari Bupati Cianjur, Bupati Bandung, Bupati Kuningan, Bupati Indramayu, dan Bupati Karawang.

Kelima daerah tersebut ditetapkan sebagai wilayah prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem di Provinsi Jawa Barat pada 2021.

Menurut Ma'ruf, pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem ini harus mencapai nol persen di akhir 2024. Untuk itu, pemerintah sekarang berusaha mempercepat penyelesaian ini.

"Untuk anggaran sudah cukup, tinggal kita upayakan tepat sasaran. Ini sering kali jadi masalah, yaitu data penerima," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com