LAMONGAN, KOMPAS.com - Raja Airlangga yang memerintah Kerajaan Kahuripan pada rentang 1009 hingga 1042 Masehi, sempat menetapkan Desa Cane sebagai sima swatantra atau daerah bebas pajak dengan simbol Garudamukha, melalui pengukuhan Prasasti Cane.
Adapun Garudamukha merupakan lencana resmi kerajaan, yang dituangkan dalam sebuah batu gurit atau prasasti batu berbentuk tugu lancip pada bagian atas (Prasasti Cane).
Baca juga: Heboh, Temuan 2 King Kobra di Lamongan, Butuh 6 Orang untuk Mengevakuasi
Desa Cane tersebut terletak di wilayah yang kini bernama Desa Candisari, Kecamatan Sambeng, Lamongan, Jawa Timur.
Untuk memperingati momen spesial tersebut, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi yang hadir dalam acara jambore peringatan 1.000 tahun Garudamukha Lanchana, meresmikan tugu desa tertua di Lamongan, Rabu (27/10/2021).
"Hari ini adalah tepat 1.000 tahun lalu, anugerah Raja Airlangga dikukuhkan. Tepat 1.000 tahun lalu, tugu kejayaan atau Jayastamba Airlangga ditegakkan di bumi Lamongan," ujar Yuhronur pada saat acara jambore, Rabu.
Bupati Lamongan itu ingin mengambil semangat masa lalu yang pernah terjadi di Desa Candisari.
"Sekaligus mewakili kesejarahan wilayah Lamongan pada umumnya, menyatakan bahwa bulan Oktober 2021 ini adalah titik balik kejayaan Lamongan," ucap Yuhronur.
Yuhronur mengungkapkan, dari data sejarah yang dikumpulkan peneliti, pegiat sejarah, dan peninggalan arkeologi di lapangan, diperoleh gambaran yang cukup akurat mengenai kondisi wilayah Lamongan pada abad ke-11.
Saat itu, kata Yuhronur, Lamongan merupakan wilayah ramai. Tak hanya ramai karena lalu lintas pedagang antarwilayah, Lamongan juga jadi tempat persinggahan bagi pedagang internasional.
"Prasasti cane di samping berisi mengenai status perdikan (bebas pajak) atas Desa Cane, juga mengatur tentang ketentuan pajak atas orang asing yang berdagang di wilayah Cane pada masa itu," kata Yuhronur.
Beberapa bangsa asing yang saat itu diketahui berdagang di wilayah Cane di antaranya, bangsa Arya (India), Sinhala (Thailand), Campa (Vietnam), Khamir (Kamboja) dan Keling (India).
Komoditas yang diperdagangkan meliputi, kain, kulit, benda porselen, rempah-rempah, emas, perak, perunggu, besi, batu mulia, garam, kayu cendana dan lain-lain.
Berdasarkan sejarah, Raja Airlangga memberikan status bebas pajak kepada warga Desa Cane sebagai penghargaan terhadap perjuangan dan dedikasi penduduk.
Saat itu, warga Desa Cane rela membantu perjuangan raja dalam menghadapi serangan musuh. Penduduk desa itu rela wilayah mereka menjadi benteng kekuatan di wilayah barat.
Yuhronur berharap, masyarakat Lamongan bisa mengusung teladan dan semangat perjuangan di masa lalu. Sehingga, kejayaan Lamongan bisa kembali dicapai.
Dalam jambore yang digelar di area Bumi Perkemahan Mahoni Raya, Desa Candisari, Kecamatan Sambeng ini, turut dihadiri para pegiat budaya, pelestari cagar budaya, pramuka, mahasiswa, hingga para akademisi dari Universitas Airlangga Surabaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.