Dharma mengatakan, kegiatan yang dia sebut surveilans faktor resiko merupakan instrumen penting dalam epidemiologi sebagai cara deteksi dini potensi terjadinya outbreak atau ledakan kasus baru Covid-19.
Surveilans terdiri dari setidaknya surveilans faktor risiko dan surveilans kasus.
Menurut Dharma, kegiatan surveilans kasus di Kota Blitar sudah berlangsung dengan sangat baik.
Surveilans kasus yang dia maksud berupa kegiatan testing yang di Kota Blitar dapat dilakukan sebanyak minimal 100 pengetesan Covid-19 menggunakan tes cepat antigen dengan positivity rate rendah, yaitu antara 4 hingga 5 persen saja.
Baca juga: Kakak Adik Pencuri Motor Diringkus di Blitar, Diduga Anggota Sindikat Curanmor di Jatim
Bagian dari surveilans kasus, lanjutnya, adalah pengetesan menggunakan metode PCR terhadap 15 hingga 20 orang kontak erat dari setiap kasus konfirmasi yang ditemukan.
"Surveilans faktor risiko akan melihat bagaimana perilaku masyarakat Kota Blitar. Apakah mereka komit pada prokes. Kita butuh data itu. Kita belum ada data itu selama ini," ujarnya.
Surveilans, termasuk surveilans faktor risiko, akan dilakukan secara rutin selama pandemi Covid-1.
Dharma membenarkan, surveilans faktor merupakan bagian yang disarankan oleh Satgas Covid-19 Pusat dan ahli epidemiologi untuk dijalankan di Kota Blitar.
Saran itu diberikan sebagai bagian dari proyek uji coba PPKM Level 1 di Kota Blitar.
"Dengan surveilans yang benar, logikanya tidak akan ada outbreak karena pasti terdeteksi sebelumnya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.