Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Bunga Bangkai Kembali Ditemukan Tumbuh di Lamongan, Warga Datangi Lokasi

Kompas.com - 07/10/2021, 21:34 WIB
Hamzah Arfah,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Bunga bangkai rupanya tak hanya tumbuh di satu pekarangan rumah warga di Lamongan, Jawa Timur. 

Selain di pekarangan rumah Yateno di Dusun Bandung, Desa Karangsambigalih, Kecamatan Sugio, bunga bangkai juga tumbuh di pekarangan rumah warga bernama Kholis di Dusun Krajan, Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup, Lamongan.

Tidak hanya satu, namun terdapat dua bunga bangkai yang tumbuh di pekarangan rumah Kholis.

Baca juga: Bunga Bangkai Tumbuh di Pekarangan Rumah Warga Lamongan, BKSDA: Fenomena Langka

 

Salah satu bunga sudah mekar dengan diameter sekitar 15 sentimeter, sedangkan satu lagi masih belum mekar dengan ukuran lebih kecil.

"Saya tahunya sudah tumbuh sekitar 15 hari lalu, tumbuh liar begitu saja. Sebelum-sebelumnya tidak pernah ada, saya juga tidak pernah menanamnya," ujar Kholis kepada awak media, Kamis (7/10/2021).

Kholis mengaku, dirinya tidak pernah membayangkan bila pekarangan rumah miliknya bakal ditumbuhi bunga bangkai yang berbau tidak sedap.

Meski mengeluarkan bau tidak sedap, namun Kholis menceritakan kini banyak warga yang berkunjung ke pekarangan rumah miliknya untuk sekadar menyaksikan langsung penampakan tumbuhan langka tersebut.

Para pengunjung yang datang itu juga tidak lupa mengabadikan penampakan bunga bangkai yang ada di pekarangan rumah miliknya.

"Sudah banyak yang datang melihat, terutama anak-anak muda," tutur Kholis.

Baca juga: 16 Kecamatan di Lamongan Masuk Zona Hijau Covid-19, Pemkab Terus Genjot Vaksinasi

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Jawa Timur RM Wiwied Widodo mengatakan, fenomena tumbuh dan mekarnya bunga bangkai memang kejadian langka yang tidak setiap hari bisa dijumpai.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bunga bangkai tumbuh dan mekar, di antaranya temperatur dan kelembaban udara di sekitar lokasi.

"Memang tidak setiap tahun itu ada, karena kejadian tumbuh dan mekarnya bunga bangkai itu langka. Nanti akan kami lihat di lokasi untuk kajian lebih lanjut," ujar Wiwied Widodo saat dihubungi, Kamis.

Lebih lanjut Wiwied menjelaskan, selama ini dirinya mengetahui bila bunga bangkai banyak ditemukan tumbuh dan mekar di wilayah hutan.

Sebab kelembaban udara dan semak belukar cukup mendukung di sekitar lokasi.

"Bunga bangkai memiliki kelembaban udara tertentu dan jarang (tumbuh), nanti teman-teman ada referensinya. Kalau bakal inang sih banyak, tapi kalau sampai tumbuh dan mekar ini yang langka. Sebab punya temperatur tersendiri, tidak bisa hidup sembarangan," kata dia.

Baca juga: Viral, Video Warga Divaksin di Pinggir Jalan Desa di Lamongan

Hanya saja, Wiwied menduga, peralihan musim dari kemarau menuju penghujan turut memengaruhi tumbuh dan mekarnya bunga bangkai di pekarangan rumah warga tersebut.

Akibat peralihan musim, biasanya juga berimbas pada temperatur udara.

"Mungkin juga karena sekarang mau peralihan musim dari kemarau ke penghujan, itu juga nanti yang akan kami kaji lebih lanjut. Termasuk lokasinya yang mendukung. Sebab waktu seperti sekarang hingga akhir tahun itu, biasanya memang waktunya bunga bangkai mekar," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com