SURABAYA, KOMPAS.com - Langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang memilih melakukan asesmen untuk kebutuhan pengisian beberapa jabatan di organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Surabaya dinilai sebuah langkah progresif.
Meski sebenarnya, pengisian jabatan merupakan hak prerogatif atau hak istimewa kepala daerah.
Menurut Pakar Manajemen SDM Universitas Airlangga (Unair) Falih Suaedi, Eri dinilai tengah mencari 'second opinion' untuk mengisi jabatan struktural di Pemkot Surabaya.
Hal itu didapat dengan cara asesmen yang melibatkan lembaga independen dan dilakukan secara netral.
"Sebenarnya mengisi jabatan ini kan haknya wali kota, yang membahas bersama Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan). Nah asesmen ini bagian dari second opinion di luar birokrasi. Itu langkah progresif dan bagus serta fair," ujar Falih saat dikonfirmasi, Jumat (1/10/2021).
Ia mengatakan, sulit untuk memilih pejabat yang sesuai dengan karakter dibutuhkan. Salah satu caranya adalah dengan asesmen, karena di dalamnya ada tes-tes yang harus dilalui, termasuk tes psikologi dan wawancara.
Baca juga: Seorang Siswa SD di Surabaya Positif Covid-19, Bukan Terpapar dari PTM
Jika ingin lebih modern, kata Falih, bisa menggunakan prinsip penilaian kinerja 360 derajat, yakni asesmen yang lebih detail dengan melibatkan kolega hingga bawahan pejabat yang melakukan asesmen.
"Caranya dengan membuat kuesioner atau wawancara langsung. Itu lebih akurat lagi, karena sulit untuk bisa bohong," ujar dia.
Prinsip 360 derajat ini, kata Falih, sudah diterapkan untuk sertifikasi dosen. Sehingga yang diasesmen bukan hanya dosen yang bersangkutan, tapi juga kolega dosen lainnya hingga mahasiswa.
"Sekali lagi, ini merupakan langkah positif wali kota yang harus diapresiasi," kata dia.
Menurutnya, mencari pejabat bukan sekadar berdasarkan kompetensi ijazah atau pelatihan. Namun, harus melirik bakat pejabat tersebut.
"Karena memang mencari pejabat yang karakter individu dengan karakter pekerjaanya itu klop susah," ungkap Mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair periode 2015-2020 ini.
Jika hanya berdasarkan syarat normatif, kata Falih, badan kepegawaian memiliki rapor yang lengkap.
Namun ia menyebut, Eri nampaknya tak ingin sepert itu. Sehingga, pemilihan pejabat dilakukan sesuai karakter individu dan pekerjaannya.
"Jadi asesmen ini sudah sangat tepat, meskipun masih bisa dipertajam lagi dengan prinsip 360 derajat," kata dia.
Jika sudah mendapat pejabat seperti yang diinginkan, team work dalam bekerja akan terbentuk.
Apalagi Eri Cahyadi berulang kali menyatakan, Surabaya dibangun berdasarkan gotong royong, dibangun bersama-sama dan bukan one man show.
"Kepemimpinan team work itu kepemimpinan yang modern. Tapi itu tidak mudah. Wali kota harus pandai merangkul semua untuk bekerja bersama-sama. Mulai dari yang paling bawah yakni RT, RW, lurah, camat, kepala dinas, asisten, sekda yang mau bekerja bersama," ungkap dia.
Baca juga: Mutasi 129 Pejabat Pemkot Surabaya, Eri Cahyadi: Saya Akan Evaluasi Setahun Sekali
Cara kerja yang dilakukan secara sinergis, hasilnya dinilai akan menjadi lebih luar biasa.
Ia menganalogikan, hitung-hitungan seperti 1+1 hasilnya bukan lagi 2, tetapi bisa 8 atau bahkan 10.
"Sekarang ini, jika ada kepala daerah yang mengaku programnya sukses karena dia, itu tidak mungkin. Pasti ada orang-orang disekitarnya juga ikut bekerja keras. Wali Kota Surabaya telah mengambil langkah untuk bekerja bersama-sama. Dan itu sudah benar," tutur dia.
Seperti diberitakan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan mutasi dan rotasi kepada 129 pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jumat (1/10/2021).
Mutasi dan rotasi dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan di beberapa Perangkat Daerah (PD), mulai dinas, kecamatan, dan kelurahan.
Rinciannya, Kepala Dinas, Kepala Bagian ada empat orang, Camat lima orang, Lurah 30 orang, Kasi Kecamatan, Kasubag Kecamatan, Kasi Kelurahan sebanyak 76 orang dan Sekretaris Kecamatan, Badan/Dinas/Kabid sebanyak 14 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.