Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Obat-obatan Terlarang Terbesar di Bantul Terbongkar, Polisi dan Bupati Akui Kecolongan

Kompas.com - 29/09/2021, 16:52 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Bareskrim Polri berhasil menutup dua pabrik obat terlarang salah satu lokasi di Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengakui kecolongan, namun pihaknya meminta semua pihak untuk aktif memantau. 

"Sebenarnya kecolongan juga iya, ini menjadi koreksi buat kami. Bukan cuma polres Bantul ya jadi kecolongan semua aparat pemerintah di Kabupaten Bantul," kata Kapolres kepada wartawan di Bantul Rabu (29/9/2021).

Baca juga: Polisi Tutup 2 Pabrik Obat-obatan Terlarang di Bantul dan Sleman, Produksi 420 Juta Butir Per Bulan

Namun demikian, Ihsan mengatakan, karena keterbatasan personel,  gudang tidak sepenuhnya menjadi wewenang petugas kepolisian dan pemkab.

Pihaknya memita masyarakat yang dekat langsung untuk aktif melaporkan ke pihak kepolisian maupun koramil ataupun kalurahan jika menemukan hal mencurigakan.

Tak hanya narkoba tetapi juga terorisme.

Agar kasus pabrik obat keras yang berjalan sudah lebih dari 2 tahun terakhir, pihaknya juga berkoordinasi dengan pemkab Bantul, dan Kodim Bantul. Ke depan bersama akan melakukan pendataan yang ada di Bantul.

"Untuk mengecek terindikasi barang-barang nanti kalau tidak dicek kita tidak tahu apa isinya kitacek kegiatannya apa kemudian isinya apa. Termasuk mungkin akan mengecek perijinan yang ada sehingga tidak terulang seperti yang di kasihan," kata Ihsan.

"Memang miris sudah 2 tahun lebih hampir 3 tahun," ucap Ihsan.

Baca juga: Terungkap, Ada Pabrik Obat Ilegal di Bantul dan Sleman, Punya 7 Mesin Produksi yang Hasilkan 14 Juta Butir Per Hari

Diakui Ihsan, pemilik gudang obat keras ilegal dalam menjalankan usahanya cukup lincah dalam mengelabui petugas. Hal ini terlihat dengan cara kerja mereka tidak berbeda dengan aktivitas gudang lainnya.

Hanya saja ketika mesin menyala suara tak sampai ke luar gudang sehingga seperti aktivitas gudang pada umumnya, karena menggunakan peredam.

Sistem kerjanya pun sama seperti pekerja pada umumnya, pagi masuk, sore pulang.

"Memang kegiatannya dikondisikan tidak berisik. Kalau masuk di ruang mesinnya pakai alat peredam itu ada peredamnya jadi dari luar tidak kedengaran suaranya," kata Ihsan.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengakui kecolongan. Penggerebekan pabrik obat ilegal oleh Bareskrim Mabes Polri tentu menjadi bahan evaluasi Pemkab Bantul.

Apalagi obat ilegal yang diproduksi mencapai jutaan butir per hari dan jika dikonsumsi anak muda akan merusak masa depan.

Pihaknya akan mengecek gudang yang ada Kabupaten Bantul agar tidak digunakan untuk hal yang tidak sesuai dengan izin gudang seperti yang terjadi di Kapanewon Kasihan.

"Saya akan perintahkan kepada jajaran dinas terkait hingga pemerintah paling bawah untuk mengecek gudang-gudang yang ada di wilayahnya masing-masing," kata Bupati Bantul. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com