Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Kura-kura Leher Ular dari Singapura Tak Bisa Langsung Dilepasliarkan di Rote Ndao, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 23/09/2021, 17:55 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT) Arief Mahmud mengatakan, 13 kura-kura leher ular Rote yang didatangkan dari Singapura ke NTT, tidak langsung dibawa ke habitat aslinya di Kabupaten Rote Ndao.

Satwa endemik Indonesia tersebut dirawat di tempat karantina milik BBKSDA di Kota Kupang

"Fasilitas ini ada tempat karantina, ada pengembangbiakan, ada tempat habituasi, sebelum dilepasliarkan ke habitat aslinya," ungkap Arief di Kupang, Kamis (23/9/2021).

Menurut Arief, instalasi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat karantina, tapi juga lokasi pengembangbiakan kura-kura leher ular.

Ia menjelaskan, sebelum dilepasliarkan ke habitat aslinya di Danau Peto, Kabupaten Rote Ndao, kesehatan satwa itu harus dipastikan.

"Tim kami dari BBKSDA NTT, akan memastikan kondisi ini terlebih dahulu, kemudian kura-kura ini nantinya akan dilatih dulu untuk bisa beradaptasi atau berhabituasi dengan kondisi alam di Rote," ujar Arief.

Baca juga: Perjalanan BP2LHK Kupang Mengembangbiakkan Kura-kura Leher Ular yang Punah di Habitatnya

Terdapat kolam habituasi untuk kura-kura berusia lima tahun di lokasi karantina tersebut. Sehingga, satwa itu bisa menyesuaikan diri.

Hal itu penting dilakukan karena 13 kura-kura itu hidup di kebun binatang. Kura-kura ini tak terbiasa hidup dan mencari makan secara mandiri di alam.

Sehingga, hewan itu perlu dilatih untuk bisa bertahan hidup di alam.

Arief mengatakan, proses adaptasi memerlukan waktu sekitar enam bulan dan juga melalui sejumlah proses, karena itu akan dievaluasi terus menerus.

Selain sebagai tempat adaptasi, fasilitas ini pun difungsikan untuk pengembangbiakan kura-kura.

"Jadi sebelum dilepasliarkan, sebagian kura-kura ini, kita kembang biakkan di lokasi ini, dengan pengalaman yang sudah dilakukan oleh Balai Litbang dan kita akan belajar bersama," kata dia.

 

"Untuk pelepasliaran, nanti akan kita sampaikan secara terbuka kepada publik," ujar Arief lagi.

Sebelumnya, sebanyak 13 ekor kura-kura leher ular atau atau Chelodina mccordi, dibawa kembali ke habitat aslinya di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Belasan kura-kura itu dibawa dari Singapura dan tiba di Bandara El Tari Kupang, NTT, Kamis (23/9/2021) siang.

Baca juga: 13 Kura-kura Leher Ular Asal NTT Dibawa dari Singapura Kembali ke Habitatnya

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Arif Mahmud mengatakan, 13 ekor kura-kura itu terdiri dari tujuh ekor betina dan enam jantan.

"Kami repatriasi kura-kura ke habitat aslinya. Ini merupakan kebanggaan kami, khususnya masyarakat NTT dan masyarakat di Pulau Rote," ungkap Arif di Kupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com