Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Sumber Mata Air Sendang Kuncen yang Ditelusuri BPCB Jatim, Disebut sebagai Tempat Prabu Brawijaya Membuat Keris

Kompas.com - 22/09/2021, 05:40 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Rekomendasi wisata religi dan budaya

Terhadap temuan itu, Pahadi merekomendasikan, dua lokasi tersebut menjadi wisata religi dan budaya di Kota Madiun.

Hanya saja, konsep dan penataan wisatanya masih perlu dimatangkan.

“Kami buat rekomendasi pola penataan ruang agar bisa menyatu dengan konsep budaya yang ditampilkan,” ujar Pahadi.

Ia menyebutkan, barang bersejarah yang ditemukan di Demangan bisa dijadikan konsep desa wisata budaya, seperti asal Kota Madiun.

Sebab, di tempat itu, juga ditemukan punden yang masih disakralkan oleh masyarakat setempat.

Sementara keberadaan Sendang di Kuncen dapat dijadikan wisata religi seperti makam Wali Songo di daerah pantura Jawa Timur

Ia mencontohkan, di kompleks makam Sunan Bonang misalnya, terdapat masjid, makam dan sumber air.

Baca juga: Pendaki Asal Madiun Meninggal di Gunung Lawu, Ini Kronologinya

Berdiri sendiri-sendiri

Pahadi menambahkan, penemuan barang bersejarah di dua tempat di Kota Madiun tidak memiliki keterkaitan langsung.

Sebab, periodisasi Islam tidak mengenal candi. Sementara pada masa berkembangnya Hindu-Budha kuno belum mengenal masjid.

“Artinya secara periodisasi terpisah. Tapi pada saat sekarang, pengelolaannya bisa disatukan saja. Pengembangan dapat dijadikan satu aspek wisata budaya,” jelas Pahadi.

Baca juga: PPKM Level 2 di Kota Madiun, 8 SMP Gelar Belajar Tatap Muka

Cerita rakyat tentang Prabu Brawijaya

Ia menyebutkan, bisa jadi titik Demangan lebih tua dibandingkan dengan titik di Kuncen.

Apalagi dari dokumen peninggalan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1937 menyebutkan, di Kuncen hanya disebutkan adanya sendang.

Sumber itu tidak menyebutkan fungsinya secara mendetail.

“Kalau dari orang tertua menyampaikan tutur, ada cerita rakyat di situlah Prabu Brawajiya membuat keris dengan air Sendang Kuncen. Selain itu banyak yang bilang sendang itu menjadi tempat pembuangan pusaka,” ujar Pahadi.

Ia mengatakan, selain dokumen Belanda, belum ditemukan adanya sumber data lain yang menjelaskan dua titik temuan barang bersejarah tersebut.

Harapannya orang yang mengetahui peninggalan sejarah itu membuka diri dan menyampaikan kepada pemerintah.

Ia pun meminta, warga yang menyimpan barang-barang bersejarah untuk merawatnya.

“Kalau tidak bisa rawat sebaiknya diserahkan ke Pemda,” kata Pahadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com