Salin Artikel

Teka-teki Sumber Mata Air Sendang Kuncen yang Ditelusuri BPCB Jatim, Disebut sebagai Tempat Prabu Brawijaya Membuat Keris

Lokasi yang berdekatan dengan kompleks makam dan masjid kuno itu, sering dimanfaatkan untuk kegiatan ritual dan kebudayaan warga setempat.

“Eskavasi kedua berdasarkan laporan dari warga bahwa di titik itu ada sumber air yang dimanfaatkan oleh warga untuk kebutuhan ritual maupun kegiatan kebudayaan. Kita sudah lakukan eskavasi berat untuk penelusuran sumber air atau lorong air keluar,” kata Pamong Budaya Muda Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, Pahadi kepada Kompas.com, Selasa (21/9/2021).

Menggali sedalam enam meter

Pahadi menuturkan, tim telah melakukan ekskavasi di lokasi Sendang Kuncen selama empat hari.

Di lokasi itu, tim menggali sedalam enam meter untuk mencari terowongan bersejarah.

Setelah penggalian, ditemukan alur sumber mata air dari arah timur. Penggalian dilakukan dengan memperhatikan potensi cagar budayanya.

Hanya saja untuk sementara, tim baru mendapatkan fakta, sumber keluarnya titik air yang tidak aktif.

Sedangkan untuk potensi struktur arkeologi atau cagar budaya belum ditemukan.

“Nanti kita tindak lanjuti dengan penelusuran terhadap sumber utamanya,” jelas Pahadi.

Pahadi mengatakan, secara keruangan, sendang itu sangat dekat dengan masjid dan makam kuno Kuncen yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kota Madiun.

Hanya saja, konsep dan penataan wisatanya masih perlu dimatangkan.

“Kami buat rekomendasi pola penataan ruang agar bisa menyatu dengan konsep budaya yang ditampilkan,” ujar Pahadi.

Ia menyebutkan, barang bersejarah yang ditemukan di Demangan bisa dijadikan konsep desa wisata budaya, seperti asal Kota Madiun.

Sebab, di tempat itu, juga ditemukan punden yang masih disakralkan oleh masyarakat setempat.

Sementara keberadaan Sendang di Kuncen dapat dijadikan wisata religi seperti makam Wali Songo di daerah pantura Jawa Timur

Ia mencontohkan, di kompleks makam Sunan Bonang misalnya, terdapat masjid, makam dan sumber air.

Berdiri sendiri-sendiri

Pahadi menambahkan, penemuan barang bersejarah di dua tempat di Kota Madiun tidak memiliki keterkaitan langsung.

Sebab, periodisasi Islam tidak mengenal candi. Sementara pada masa berkembangnya Hindu-Budha kuno belum mengenal masjid.

“Artinya secara periodisasi terpisah. Tapi pada saat sekarang, pengelolaannya bisa disatukan saja. Pengembangan dapat dijadikan satu aspek wisata budaya,” jelas Pahadi.

Cerita rakyat tentang Prabu Brawijaya

Ia menyebutkan, bisa jadi titik Demangan lebih tua dibandingkan dengan titik di Kuncen.

Apalagi dari dokumen peninggalan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1937 menyebutkan, di Kuncen hanya disebutkan adanya sendang.

Sumber itu tidak menyebutkan fungsinya secara mendetail.

“Kalau dari orang tertua menyampaikan tutur, ada cerita rakyat di situlah Prabu Brawajiya membuat keris dengan air Sendang Kuncen. Selain itu banyak yang bilang sendang itu menjadi tempat pembuangan pusaka,” ujar Pahadi.

Ia mengatakan, selain dokumen Belanda, belum ditemukan adanya sumber data lain yang menjelaskan dua titik temuan barang bersejarah tersebut.

Harapannya orang yang mengetahui peninggalan sejarah itu membuka diri dan menyampaikan kepada pemerintah.

Ia pun meminta, warga yang menyimpan barang-barang bersejarah untuk merawatnya.

“Kalau tidak bisa rawat sebaiknya diserahkan ke Pemda,” kata Pahadi.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/22/054000278/teka-teki-sumber-mata-air-sendang-kuncen-yang-ditelusuri-bpcb-jatim-disebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke