KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut, provinsi yang dipimpinnya memiliki sumber energi baru terbarukan (EBT) yang sangat melimpah.
Sehingga, sangat dibutuhkan dukungan pemerintah pusat agar sumber energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik nasional. Bahkan menurut Viktor, bisa diekspor hingga ke luar negeri.
Viktor menyampaikan hal itu saat menerima audiensi Komisaris Utama Group Suryagen, Sonny Keraf bersama anggota Dewan Redaksi Eddie Widiono, di ruang kerja Gubernur NTT, Senin (20/9/2021).
“NTT punya potensi sumber energi baru terbarukan yang sangat hebat. Pulau Flores punya geotermal atau panas bumi yang melimpah bahkan telah ditetapkan sebagai pulau Geotermal di Indonesia," kata Viktor, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Senin petang.
Selain Flores, lanjut Viktor, Pulau Timor dan Pulau Sumba, berdasarkan penelitian para ahli memiliki intensitas sinar matahari terbaik di Indonesia. Viktor menambahkan, khusus di Pulau Sumba dan Timor juga ada sumber energi angin.
"Juga masih ada sumber energi dari arus laut dan air,” kata Viktor.
Viktor menyebut, pengembangan sumber energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik merupakan suatu keharusan, karena dunia sedang bergerak ke arah itu.
Ia mengatakan, masyarakat internasional sudah mulai meninggalkan sumber energi listrik yang bersumber dari fosil.
"Suka atau tidak, negara kita juga mesti terlibat di dalamnya," ujar Viktor.
Baca juga: Gubernur Viktor Sebut Capaian Vaksin Covid-19 di NTT Baru 27 Persen
Pemprov NTT sedang merancang pengembangan PLTS di Sumba dengan daya dua gigawatt (GW).
Termasuk, melakukan koordinasi dengan berbagai kementerian dan pihak terkait agar proyek monumental ini bisa dijalankan.
"Saya juga akan berkomunikasi dengan bapak presiden tentang proyek ini. Kalau (proyek) ini bisa dilaksanakan, maka ini merupakan PLTS terbesar kedua di dunia setelah China yang telah mengembangkan PLTS 2 Gigawat lebih,” jelasnya.
Mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI itu menjelaskan, proyek ini rencananya akan menggunakan skema bussines to bussines (B to B).
Karena itu, tidak akan menggunakan APBN, tetapi memberikan manfaat yang besar untuk negara.
“Sudah banyak investor baik dalam maupun luar negeri yang tertarik dengan investasi pengembangan PLTS Sumba ini. Karena proyek ini sangat besar serta sumber energinya bisa diekspor ke luar negeri, tentu kita ingin agar investor yang dilibatkan harus banyak dan kalau boleh berbentuk konsorsium," kata Viktor.
Viktor mengaku, sudah ada investor dari China, Italia, dan Singapura, yang tertarik menggarap mega proyek ini. Begitu pun dengan investor dalam negeri dan investor lokal.
"Karena itu kita minta dukungan pemerintah pusat agar proyek ini bisa berjalan,” ujar dia.
Viktor mengemukakan, proyek ini akan punya dampak ekonomi yang sangat luar biasa (multiplier effect) bagi Provinsi NTT.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.