Menariknya, di sekeliling pematang sawah juga ditanami bunga yang tergolong refugia yang berfungsi mengalihkan perhatian hama dan serangga.
Walhasil, hamparan sawah di kawasan itu terlihat berwarna warni, campuran warna hijau padi dan aneka bunga.
Di kawasan tersebut, juga dilengkapi jogging track. Selama ini Desa Banjar dikenal sebagai lokasi penggemar sepeda dan kerap menjadi spot foto.
“Dengan dipermak sedikit dan ditambahi jogging track, bisa lebih banyak dikunjungi masyarakat yang ujungnya bermanfaat ekonomi bagi warga setempat,” ujar Ipuk.
Baca juga: Perjuangan Jumali, Kakek Penjual Gedek Bambu di Banyuwangi, Istri Sakit dan Dagangan Sulit Laku
Tak hanya menyajikan beragam proses dan budaya menaman padi, festival ini juga menghadirkan ritual adat masyarakat agraris di Banyuwangi.
Mulai tari Dewi Sri, tradisi kebo-keboan, hingga tari Gandrung Galengan (pematang sawah).
Aksi para penari gandrung yang menari di sepanjang pematang sawah berhasil memukau para pengunjung yang hadir.
Berlatar hamparan sawah terasering yang hijau, ratusan penari Gandrung dalam balutan busana merah menyala menampilkan keindahan gerak tari.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setyawan menambahkan, festival ini memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya milenial, bagaimana cara budidaya padi secara benar.
“Ini bentuk konsistensi kami menyiapkan lahan padi di Banyuwangi. Kami juga ingin mempertahankan prestasi Banyuwangi sebagai salah satu lumbung padi nasional,” kata Arief.
Baca juga: Sandiaga Uno Didoakan Jadi Presiden Setelah Borong Jualan Pedagang di Banyuwangi
Ditambahkannya, kawasan yang cantik ini akan dikelola lebih lanjut oleh warga desa setempat.
Dinas Pertanian dan Pangan akan terus melakukan pendampingan, khususnya terkait pertanian organik.
“Kami harapkan kawasan ini bisa menjadi embrio destinasi wisata baru di Banyuwangi. Kita ingin menjadikan Desa Banjar sebagai destinasi wisata pertanian organik,” tambah Arief.
Arief menyebutkan, luasan tanam padi di Banyuwangi hingga 30 Agustus 2021 telah terealisasi 118.419 hektar dari target awal seluas 114.332 hektar.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan, pada 2020, Banyuwangi menghasilkan 794.114 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 498.307 ton beras.
Adapun tingkat konsumsi beras sebesar 165.410 ton. Sehingga pada 2020 terdapat surplus 332.895 ton beras.
Memasuki masa Januari-Maret 2021, data Dinas Pertanian dan Pangan menyebutkan, produksi GKG Banyuwangi sebesar 158.892 ton atau setara 99.705 ton beras.
Adapun tingkat konsumsi Januari-Maret 2021 sebesar 41.415 ton, sehingga terdapat surplus 58.290 ton beras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.