Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup 14 Tambang Ilegal di Lereng Merapi, Sultan HB X Bertitah: Gunung Harus Kembali ke Gunung

Kompas.com - 14/09/2021, 05:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

Bahkan air swadaya masyarakat pun  menjadi bercampur dengan abu vulkanik.

Endapannya menyumbat pipa air swadaya masyarakat. Alhasil air ke rumah warga menjadi sempat tidak mengalir.

Selain sektor pertanian, saat itu perikanan di daerah Hargobinangun juga terdampak. Air bercampur dengan material abu vulkanik masuk ke area kolam warga dan membuat pendangkalan.

Permasalahan itu sempat diadukan warga kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sekaligus Ratu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Hemas saat melakukan peninjauan langsung ke daerah yang terdampak yakni di Hargobinangun.

Warga juga menunjukkan saluran irigasi dan area sawah yang mengalami pengendapan akibat air irigasi bercampur abu vulkanik yang diduga dampak dari pertambangan kepada GKR Hemas.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Hargobinangun, Siswiyanto (47) mengatakan dampak terberat dirasakan petani adalah ketika air irigasi bercampur dengan abu vulkanik seperti kejadian awal Agustus 2021 lalu.

"Kalau saya dampak paling berat itu ya (air irigasi bercampur abu vulkanik)," ujar Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Hargobinangun, Siswiyanto (47) saat dihubungi, Senin (13/9/2021).

Siswiyanto mengungkapkan kawasan lereng Merapi merupakan tangkapan air. Fungsinya untuk menjamin ketersediaan air bagi wilayah dibawahnya, baik untuk pertanian maupun kebutuhan hidup masyarakat.

Sehingga, kondisi alam lereng Merapi harus dijaga agar fungsi sebagai tangkapan air tidak terganggu.

"Pertambangan, pengurangan vegetasi itu kan otomatis daya tangkap airnya berkurang. Nah sekarang pertanian tanpa air ya percuma," tegasnya.

Waktu itu Gabungan Kelompok Tani (Gapiktan) Hargobinangun sudah mengirimkan surat keberatan ke Pemkab Sleman terkait aktivitas penambangan pasir di Kali Kuning.

"Bulan kemarin mereka (Pemkab Sleman) ke sini lagi, hasilnya kan kemarin yang Sultan Ground (SG) yang untuk jalan terus diportal, yang melalui tanah Sultan Ground diportal sekarang," ungkapnya.

Baca juga: Gunung Merapi 129 Kali Keluarkan Guguran Lava Selama Sepekan

Siswiyanto mengaku merespon positif keinginan Sri Sultan HB X  "Gunung dikembalikan sebagai mestinya gunung".

Dengan adanya dukungan dari Gubernur DI Yogyakarta (DIY) maka membuat pertanian akan kembali bergairah, selain itu alam Merapi akan terjaga kelestarianya.

"Kita sih responnya positif ya, jadi gunung kembali ke gunung. Kalau seperti itu kan harapanya nanti pertanian akan bergairah lagi karena pertanian kan tidak lepas dari alam, kalau gunungnya rusak, sumber daya airnya kan berkurang," jelasnya.

Namun demikian, pihaknya saat ini masih menunggu realisasi di lapangan. Pihaknya berharap agar "gunung kembali menjadi gunung" bisa terwujud.

"Iya, tapi aplikasi ke bawahnya kita masih menunggu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com