Bahkan air swadaya masyarakat pun menjadi bercampur dengan abu vulkanik.
Endapannya menyumbat pipa air swadaya masyarakat. Alhasil air ke rumah warga menjadi sempat tidak mengalir.
Selain sektor pertanian, saat itu perikanan di daerah Hargobinangun juga terdampak. Air bercampur dengan material abu vulkanik masuk ke area kolam warga dan membuat pendangkalan.
Permasalahan itu sempat diadukan warga kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sekaligus Ratu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Hemas saat melakukan peninjauan langsung ke daerah yang terdampak yakni di Hargobinangun.
Warga juga menunjukkan saluran irigasi dan area sawah yang mengalami pengendapan akibat air irigasi bercampur abu vulkanik yang diduga dampak dari pertambangan kepada GKR Hemas.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Hargobinangun, Siswiyanto (47) mengatakan dampak terberat dirasakan petani adalah ketika air irigasi bercampur dengan abu vulkanik seperti kejadian awal Agustus 2021 lalu.
"Kalau saya dampak paling berat itu ya (air irigasi bercampur abu vulkanik)," ujar Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Hargobinangun, Siswiyanto (47) saat dihubungi, Senin (13/9/2021).
Siswiyanto mengungkapkan kawasan lereng Merapi merupakan tangkapan air. Fungsinya untuk menjamin ketersediaan air bagi wilayah dibawahnya, baik untuk pertanian maupun kebutuhan hidup masyarakat.
Sehingga, kondisi alam lereng Merapi harus dijaga agar fungsi sebagai tangkapan air tidak terganggu.
"Pertambangan, pengurangan vegetasi itu kan otomatis daya tangkap airnya berkurang. Nah sekarang pertanian tanpa air ya percuma," tegasnya.
Waktu itu Gabungan Kelompok Tani (Gapiktan) Hargobinangun sudah mengirimkan surat keberatan ke Pemkab Sleman terkait aktivitas penambangan pasir di Kali Kuning.
"Bulan kemarin mereka (Pemkab Sleman) ke sini lagi, hasilnya kan kemarin yang Sultan Ground (SG) yang untuk jalan terus diportal, yang melalui tanah Sultan Ground diportal sekarang," ungkapnya.
Baca juga: Gunung Merapi 129 Kali Keluarkan Guguran Lava Selama Sepekan
Siswiyanto mengaku merespon positif keinginan Sri Sultan HB X "Gunung dikembalikan sebagai mestinya gunung".
Dengan adanya dukungan dari Gubernur DI Yogyakarta (DIY) maka membuat pertanian akan kembali bergairah, selain itu alam Merapi akan terjaga kelestarianya.
"Kita sih responnya positif ya, jadi gunung kembali ke gunung. Kalau seperti itu kan harapanya nanti pertanian akan bergairah lagi karena pertanian kan tidak lepas dari alam, kalau gunungnya rusak, sumber daya airnya kan berkurang," jelasnya.
Namun demikian, pihaknya saat ini masih menunggu realisasi di lapangan. Pihaknya berharap agar "gunung kembali menjadi gunung" bisa terwujud.
"Iya, tapi aplikasi ke bawahnya kita masih menunggu," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.