JOMBANG, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka pada jenjang pendidikan SD dan SMP di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mulai dilaksanakan pada Senin (13/9/2021).
Bupati Jombang Mundjidah Wahab bersiap menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah setelah mempertimbangkan laju kasus Covid-19 dan capaian vaksinasi.
Dalam tiga pekan terakhir, ujar dia, laju perkembangan kasus Covid-19 menurun drastis. Temuan kasus aktif harian pun terus berkurang.
Seiring dengan turunnya kasus aktif, saat ini tinggal empat kecamatan zona merah dan lima kecamatan zona oranye.
Dari 21 kecamatan, mayoritas zona kuning dan belum ada kecamatan zona hijau atau tidak memiliki catatan kasus aktif Covid-19.
Mundjidah menjelaskan, capaian vaksinasi Covid-19 juga sudah menjangkau pelajar, sehingga pemkab mengizinkan sekolah tatap muka.
Saat ini, ungkap dia, sebagian besar siswa SMP serta madrasah dan pondok pesantren sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19.
Baca juga: Tinjau Pembelajaran Tatap Muka, Wapres: Anak-anak Gembira Sekali
"Mayoritas siswa SMP sudah vaksin. Siswa madrasah di bawah Kementerian Agama dan pondok pesantren juga sudah vaksin. Jadi minggu depan sudah bisa kita lakukan PTM," kata Mundjidah, usai me-launching Gerakan Vaksinasi Serentak di Kecamatan Tembelang, Kamis (9/9/2021).
Ia menyebutkan, dari 1.019.942 orang sasaran vaksinasi, lebih dari 638.000 orang termasuk anak-anak, sudah melakukan vaksinasi dosis pertama.
Adapun jumlah warga yang sudah melakukan vaksinasi dosis kedua, tercatat lebih dari 416.000 orang.
"Kalau dipersentase sudah 62,62 persen. Kemudian untuk vaksin dosis dua, sudah 416.000 orang," ungkap Mundjidah.
Ia menambahkan, pertimbangan lain mengizinkan pelaksanaan sekolah tatap muka, yakni penerapan PPKM level 3.
Berdasarkan aturan PPKM level 3, pemerintah daerah diizinkan menggelar pembelajaran tatap muka dengan sejumlah syarat.
Masuk Bergantian
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang Agus Purnomo menjelaskan, pembelajaran tatap muka di sekolah harus menerapkan aturan ketat.
Setiap hari, diberlakukan sistem masuk secara bergantian dan jam belajar siswa juga berkurang.
Secara teknis, 50 persen siswa masuk pada sesi belajar pagi, lalu 50 persen lainnya pada sesi siang.
"Kapasitas maksimal 50 persen. Jadi nanti kita gunakan sistem bergantian, ada yang masuk pagi ada yang masuk siang," kata Agus kepada Kompas.com, Kamis.
Dia mengungkapkan, seluruh sekolah yang akan menyambut siswa untuk belajar tatap muka, sudah mempersiapkan sarana prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan.
Baca juga: Heboh, Pria Tendang dan Pukul Kades di Jombang, Ini Ceritanya
Menurut Agus, meski sebagian besar guru dan siswa sudah menjalani vaksinasi, protokol kesehatan wajib diterapkan selama pembelajaran tatap muka.
Saat masuk ke sekolah, setiap guru dan siswa wajib melakukan pengecekan suhu badan, lalu cuci tangan di tempat yang disediakan sekolah.
Di lingkungan sekolah, seluruh guru dan siswa dilarang melepaskan masker, serta menjaga jarak selama berinteraksi di sekolah.
"Protokol kesehatan wajib diikuti semua warga di sekolah. Itu untuk menjaga agar tidak penyebaran Covid-19 di sekolah," ujar Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.