Ide usaha ini adalah menyediakan produk makanan ringan oleh-oleh khas Surabaya dengan cita rasa prima dilengkapi unsur resep ala negeri kincir angin Belanda.
"Kami juga memasukkan unsur kekinian dalam produk kami dari sisi kemasan sehingga lebih menarik dan enak dibawa," jelasnya.
Mengangkat tagline "Mantra Snack", Bagus berharap para pembeli akan terkena guna-guna setelah menikmati produknya. Sehingga terus membayangkan rasa lalu kembali membeli produk tersebut
Bagus memulai usahanya dengan modal sendiri.
"Saya ingat saat itu, modal patungan dari tunjangan hari raya saya dan istri total sebesar Rp 5 juta," ucapnya.
Untuk permodalan, dia memilih modal sendiri daripada mendapatkan kucuran dari bank.
"Lebih baik saya pinjam keluarga tanpa bunga, tapi bayarnya tepat waktu, daripada pinjam di bank dengan membayar bunga," ujarnya.
10 tahun menjalankan dan mengembangkan usahanya, Bagus mengaku mendapatkan layanan pembinaan dari sejumlah pihak seperti Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Surabaya hingga BUMN.
Dari pembinaan tersebut, Bagus mendapatkan banyak mendapatkan bantuan kemudahan pengurusan izin usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), hingga Nomor Induk Berusaha (NIB).
Ujian di tengah Pandemi
Pandemi Covid-19 melumpuhkan sendi-sendi perekonomian bangsa, tidak terkecuali usaha yang dijalankan Bagus.
Setahun terakhir saat pandemi Covid-19 melanda, Bagus mengaku omzetnya turun drastis.
"Pandemi kemarin benar-benar ujian bagi kami. Omzet yang biasa Rp 20-Rp 30 juta per bulan turun menjadi Rp 3 juta per bulan, Rp 3 juta itu penghasilan kotor," kata Bagus.
Semua produk yang dipajang di sejumlah restoran dan hotel di Surabaya juga ditarik karena sepi pengunjung.
"Kami sempat drop dan berangan-angan untuk kembali bekerja untuk menopang penghasilan keluarga," jelasnya.