Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Buaya yang Dilindungi Ditangkap lalu Dijadikan Sup…

Kompas.com - 26/08/2021, 21:51 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Seekor buaya muara sepanjang tiga meter muncul di sekitar jalan hauling di kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Namun, satwa yang dilindungi tersebut justru ditangkap dan berakhir menjadi hidangan sup.

Kepala Balai Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara Sakrianto Djawie mengatakan, buaya muara tersebut sudah dalam kondisi sekarat ketika ditemukan.

Baca juga: Viral Foto TKA Asal China Potong dan Kuliti Buaya untuk Disantap, BKSDA Sultra: Dijadikan Sop

Sakrianto menduga hal itu bisa dikarenakan pengaruh limbah pabrik yang masuk ke rawa. Padahal, rawa adalah habitat buaya tersebut.

"Daerah Morosi itu kan banyak rawa, sungai juga ada. Habibat buaya di situ, tapi sudah rusak karena adanya aktivitas pertambangan di situ, akhirnya dia naik ke darat," ujarnya, Rabu (25/8/2021).

Ia mengatakan, para pelaku pembunuhan satwa dilindungi tersebut telah melanggar Undang- undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya.

Pelaku dapat dikenai ancaman hukuman selama 5 tahun.

Baca juga: Kronologi 5 TKA China Tangkap dan Santap Buaya 3 Meter hingga Tak Bersisa di Konawe

 

Kronologi

Awalnya, buaya muara muncul di jalan hauling yang menghubungkan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kawasan industri Morosi, Rabu pagi.

Kemunculan buaya di tengah jalan membuat para karyawan kaget.

Beberapa saat kemudian, hewan berkaki empat itu telah ditangkap. Buaya tersebut kemudian dikuliti oleh sejumlah tenaga kerja asing (TKA) asal China.

Baca juga: Detik-detik Menegangkan Saat Tim SAR Evakuasi Mayat Pria yang Diseret Buaya

Sakrianto yang mendapat laporan tentang itu segera meluncurkan tim ke PT OSS untuk meminta keterangan.

Setibanya di lokasi, buaya muara tersebut sudah tak bersisa. Dagingnya habis disantap, termasuk tulang dan kulitnya dijadikan sup.

"Keterangan sementara mereka (TKA) tidak tahu bahwa buaya itu dilindungi, tapi mungkin besok kita panggil yang bertanggung (pelakunya) karena mereka tidak tahu bahasa Indonesia. Besok mereka akan didampingi penerjemahnya, pelakunya ada lima orang," ucapnya.

Foto buaya muara yang dikuliti tersebut menjadi viral di media sosial.

Baca juga: Buaya yang Sempat Hebohkan Warga Lamongan Dilepasliarkan

Melansir Antara, manajemen PT OSS menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa itu,

Juru Bicara Manajemen PT OSS Tommy mengatakan, tindakan tersebut dilakukan secara spontan.

Ia menambahkan, para TKA yang menguliti buaya tidak mengetahui soal aturan perlindungan hewan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor: Khairina), Antara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com