Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto TKA Asal China Potong dan Kuliti Buaya untuk Disantap, BKSDA Sultra: Dijadikan Sop

Kompas.com - 26/08/2021, 05:45 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

 

KENDARI, KOMPAS.com- Sejumlah tenaga kerja asing asal China yang bekerja di PT Obsidian Stanless Steel (OSS), Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) memotong buaya untuk disantap. Fotonya viral di media sosial.

Sebelumnya, Rabu (25/8/2021) pagi, buaya muara sepanjang 3 meter muncul di sekitar jalan houling yang menghubungkan PT OSS dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah kawasan industri Morosi.

Kehadiran satwa yang dilindungi itu sontak mengejutkan para karyawan yang tengah bekerja, hewan reptil lalu ditangkap dan dipotong oleh sejumlah TKA.

Baca juga: Pemerintah DIY Perbolehkan Warga Buat Mural Asal...

Kepala Balai Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra Sakrianto Djawie mengatakan, setelah mendapat laporan pihaknya langsung menurunkan tim ke PT OSS untuk diambil keterangan.

Saat tim tiba di lokasi, kata Sukrianto, daging buaya sudah habis disantap termasuk tulang dan kulitnya dijadikan sop.

"Keterangan sementara mereka (TKA) tidak tahu bahwa buaya itu dilindungi, tapi mungkin besok kita panggil yang bertanggung (pelakunya) karena mereka tidak tahu bahasa Indonesia. Besok mereka akan didampingi penerjemahnya, pelakunya ada lima orang," ungkap Sakrianto dihubungi via telepon, Rabu malam.

Baca juga: Desa di Ungaran Ini Kelola Internet Sendiri yang Berbiaya Murah

Ia menjelaskan, para pelaku pembunuhan satwa itu telah melanggar Undang- undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dengan ancaman hukuman 5 tahun.

Sakrianto mengungkapkan bahwa saat ditemukan buaya jenis muara itu sudah dalam kondisi sekarat, hal itu mungkin karena pengaruh limbah pabrik yang masuk ke rawa sebagai habitat buaya tersebut.

"Daerah Morosi itu kan banyak rawa, sungai juga ada. Habibat buaya di situ, tapi sudah rusak karena adanya aktivitas pertambangan di situ, akhirnya dia naik ke darat," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com