Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sudah Lima Bulan Saya Tidak ke Makam Bung Karno"

Kompas.com - 26/08/2021, 17:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nur Rohim (44), salah satu juru kunci Malam Presiden Soekarno (Bung Karni) lumpuh setelah menerima suntikan dosis kedua vaksin Covid-19 jenis Sinovac.

Rohim menerima suntikan dosis pertama pada 11 Maret 2021 dan dosis kedua pada 16 Maret 2021.

Lima bulan berlalu, kondisi Nur Rohim tak berubah. Ia hanya tergolek lemah di tempat tidur rumahnya di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

Tubuhnya kurus dengan tulang yang terlihat menonjol. Lidahnya kelu dan tak mampu lagi berbicara.

Baca juga: Tangis Nur Rohim, Juru Kunci Makam Bung Karno yang hingga Kini Masih Lumpuh Usai Divaksin, Ini Penjelasan Dinkes

"Sudah lima bulan saya tidak ke malam Bung Karno"

Saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (26/8/2021) setidaknya tiga kali Rohim menyeka air matanya.

"Sudah lima bulan saya tidak ke makam Bung Karno," kata Rohim.

Sebagai juru kunci, Rohim biasanya memimpin doa para peziarah di pusara Proklamator Kemerdekaan itu.

Baca juga: Juru Kunci Makam Bung Karno Lumpuh Usai Divaksin, Pengayuh Becak Tak Hadiri Undangan Vaksinasi

Mendengar keluhan suaminya, sang istri, Munifatul Khotimah menasihatinya dan meminta tak perlu memikirkan pekerjaannya.

"Apakah pemerintah tidak bisa tanggung jawab?" lanjut Nur Rohim sembari menolehkan wajah kepada Kompas.com.

Ia bercerita sudah dua kali menjalani perawatan di RSUD Mardhi Waluyo Blitar pada April 2021. Saat itu Rohim sama sekali tak bisa menggerakkan kaki dan tangannya.

Baca juga: Tim Medis Telusuri Kaitan Kelumpuhan Juru Kunci Makam Bung Karno dengan Vaksin Covid-19

Didiagnosis ALS

Salah satu juru kunci Makam Bung Karno, Nur Rahim, terbaring di tempat tidur di rumahnya di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Senin (24/5/2021). Nur Rohim mengalami kelumpuhan beberapa pekan setelah mendapatkan suntikan vaksin Sinovac dosis kedua.KOMPAS.COM/ASIP HASANI Salah satu juru kunci Makam Bung Karno, Nur Rahim, terbaring di tempat tidur di rumahnya di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Senin (24/5/2021). Nur Rohim mengalami kelumpuhan beberapa pekan setelah mendapatkan suntikan vaksin Sinovac dosis kedua.
Kelumpuhan dirasakan Rohim setelah 9 hari menerima suntikan dosis kedua. Saat itu kondisi tubuhnya terus menurun dan merasakan gatal di seluruh tubuh.

Gejala yang dialami Rohim semakin parah. Ia mulai merasakan nyeri dan kaku di persendian dan otot.

Dinas Kesehatan Kota Blitar yang mengetahui kejadian tersebut mendorong Rohim untuk memeriksakan diri ke RSUD Mardhi Waluyo. Karena kemungkinan kasus KIPI pada Rohim.

Menurut Khotimah, suaminya didiagnosis sakit ALS.

Baca juga: 9 Hari Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Juru Kunci Makam Bung Karno Lumpuh, Begini Gejalanya...

"Diagnosis rumah sakit waktu itu, katanya suami saya terserang penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), penyakit saraf," kata Khotimah.

Namun ia mempertanyakan diagnosis tersebut karena sejumlah gejala yang dialami suaminya tidak sinkron dengan gejala ALS pada umumnya.

Dia mencontohkan, suaminya tidak mengalami kesulitan bernapas ataupun kesulitan mengunyah dan menelan makanan.

Namun sejak sebulan terakhir, suaminya sudah ada kemajuan seperti mulai menggerakkan lengan serta jarinya.

"Dan Alhamdulillah sejak sebulan lalu sudah mulai ada kemajuan terutama pikiran dan ingatannya sudah pulih," ujarnya.

Baca juga: Soal Warga Lumpuh Setelah Vaksinasi, Ini Penjelasan Dinkes Cianjur

Jual motor dan tawarkan mobil tua

Juru kunci Makam Bung Karno, Nur Rohim, terbaring di tempat tidur di rumahnya di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu malam (5/5/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Juru kunci Makam Bung Karno, Nur Rohim, terbaring di tempat tidur di rumahnya di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu malam (5/5/2021)
Khotimah mengatakan jika sekitar sebulan terakhir suaminya konsumsi ramuan herbal yang mereka beli dari praktisi kesehatan tradisional di Blitar selatan.

Setelah konsumsi ramuan herbal tersebut, kondisi suaminya membaik.

"Yang paling menggembirakan itu pulihnya pikiran dan ingatan. Sebelumnya seperti orang hilang ingatan. Namanya sendiri saja tidak ingat," ujar Khotimah.

Setiap dua pekan sekali, Khotimah membeli satu paket ramuan herbal berbentuk serbuk dalam dua amplop kertas seharga Rp 2,4 juta. Jadi dalam sebulan dibutuhkan Rp 4,8 juta.

Baca juga: Solihin Lumpuh dan Tumbuh Benjolan Sebesar Bola Kasti Usai Divaksin, Ini Kata Satgas

Suaminya juga menjalani terapi kejut listrik dan pijat saraf sebanyak sebulan sekali dengan biaya beberapa ratus ribu setiap kunjungan.

Ditambah kateter urin dan lain-lain, Khotimah harus mengeluarkan lebih dari Rp 5 juta untuk pengobatan suaminya.

Untuk memenuhi kebutuhan pengobatan suami, Khotimah bahkan harus menjual sepeda motor dan kini menawarkan mobil tua mereka.

"Bulan lalu saya jual sepeda motor untuk menambah biaya suami. Ini saya mulai tawarkan mobil tua kami," ujarnya menunjuk pada sebuah sedan merek Timor warna silver di samping rumahnya.

Baca juga: Seorang Mahasiswi Tiba-tiba Lumpuh, Bupati Aceh Barat: Bukan akibat Vaksinasi

Dinkes sebut KIPI

Ilustrasi vaksinasi Covid-19 drive thru untuk bepergian.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi vaksinasi Covid-19 drive thru untuk bepergian.
Sementara itu Dinas Kesehatan Kota Blitar mengatakan jika yang dialami Nur Rohim adalah keajdian ikutan paska imunisasi (KIPI).

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Blitar, Didik Jumianto.

"Saya lupa kapan (diputuskan) tapi memang kasus KIPI," ujar Didik kepada Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Namun ia buru-buru mengatakan jika sebagai kasus KIPI bukan berarti membenarkan bahwa suntikan vaksin Covid-19 dengan Sinovac yang menyebabkan kelumpuhan pada Nur Rohim.

Baca juga: Mahasiswi yang Lumpuh Setelah Vaksinasi Diduga akibat Psikosomatis

Ia menjelaskan bahwa sudah ada potensi serangan ALS pada Nur Rohim. Serangan tersebut diduga terjadi sebelum menjalani vaksinasi.

Didik mengatakan, Rohim memiliki gen yang diturunkan dari orangtua dan neneknya yang juga mengalami serangan ALS.

Saat ada "benda asing" berupa vaksin masuk ke tubuh Nur Rohim, potensi serangan ALS ini muncul.

Didik menyebutnya sebagai sebuah "coincidance" dari dua faktor tersebut.

Baca juga: Juru Kunci Makam Bung Karno Lumpuh Usai Divaksin, Pengayuh Becak Tak Hadiri Undangan Vaksinasi

"Bagaimana ya, memang agak sulit menjelaskannya. Tapi intinya, kita tidak bisa mengatakan bahwa suntikan vaksin Sinovac itu mengakibatkan kelumpuhan. Perlu penelitian lebih mendalam lagi," ujarnya.

Ia juga menegaskan vaksin Sinovac tak bisa dituding begitu saja memicu kelumpuhan. Karena menurutnya sudah ada ribuan orang yang juga disuntik vaksin.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com