BLITAR, KOMPAS.com - Tangis Nur Rohim pecah setelah sempat mengucapkan beberapa kata yang menjelaskan kondisi kesehatannya, Kamis (26/8/2021).
Juru kunci makam Bung Karno tersebut tergolek lemah di tempat tidur rumahnya di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Tubuhnya kurus dengan tulang yang terlihat menonjol.
Lidahnya kelu, tidak lagi mampu berbicara karena terpaan kesedihan.
Pria 44 tahun itu kemudian menggerak-gerakkan kedua lengannya, bermaksud menunjukkan kemajuan yang dialaminya.
Setidaknya, tiga kali Rohim menyeka air matanya ketika berbincang dengan Kompas.com.
Baca juga: 9 Hari Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Juru Kunci Makam Bung Karno Lumpuh, Begini Gejalanya...
Nur Rohim mengatakan, kondisi ini sudah dialaminya kurang lebih setengah tahun lamanya.
"Sudah lima bulan saya tidak ke makam Bung Karno," ujar Rohim.
Sang istri, Munifatul Khotimah, kemudian menasihatinya agar sementara tidak memikirkan pekerjaan dan fokus pada upaya penyembuhan.
"Apakah pemerintah tidak bisa tanggung jawab?" lanjut Nur Rohim sembari menolehkan wajah kepada Kompas.com.
Nur Rohim memang sudah hampir lima bulan hanya menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur.
Setelah dua kali menjalani perawatan di RSUD Mardhi Waluyo Blitar pada pertengahan April lalu, Nur Rohim sama sekali tak mampu menggerakkan kaki dan tangannya.
Baca juga: Tim Medis Telusuri Kaitan Kelumpuhan Juru Kunci Makam Bung Karno dengan Vaksin Covid-19
Sebelumnya, ayah dari tiga anak itu mendapatkan suntikan vaksin Sinovac dosis pertama pada awal Maret, dilanjutkan dosis kedua pada pertengahan Maret.
Sekitar sembilan hari kemudian, Rohim mulai merasakan kondisi tubuhnya semakin turun setelah didahului sejumlah gejala seperti merasakan gatal di sekujur tubuhnya.
Baca juga: Kronologi Lengkap Solihin Lumpuh Usai Divaksin, hingga Tumbuh Benjolan Sebesar Bola Kasti
Ketika gejala-gejala kesakitan semakin parah, misalnya nyeri dan kaku pada persendian dan otot, keluarga membawanya ke rumah sakit dan menjalani rawat inap sebanyak dua kali.
Awal pekan kedua Mei, keluarga kembali membawanya ke RSUD Mardhi Waluyo setelah didorong oleh Dinas Kesehatan Kota Blitar yang mulai menyadari adanya kemungkinan kasus KIPI pada Nur Rohim.
"Diagnosis rumah sakit waktu itu, katanya suami saya terserang penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), penyakit saraf," kata Khotimah.
Baca juga: Juru Kunci Makam Bung Karno Lumpuh Usai Divaksin, Pengayuh Becak Tak Hadiri Undangan Vaksinasi