Saat ujian online, sekolahnya harus menumpang ke SMK terdekat.
Hendra mengatakan, sekolah mempunyai program dari desa, yaitu WiFi dengan kapasitas terbatas dan disesuaikan dengan kebutuhan kuota.
"Tapi kalau mati lampu, sinyal hilang," kata Hendra.
Hendra mendapat kabar bahwa Dinas Pendidikan ada rencana kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyediakan sarana internet.
Namun, sampai hari ini belum ada kabar lebih lanjut.
Selama pandemi, Dusun Baru tidak banyak mendapat informasi soal virus corona.
"Jadi tidak tahu apakah ada yang kena atau tidak di sana," kata Hendra.
Kondisi ini sudah bertahun-tahun dirasakan warga.
Seorang warga bernama Dayat ingat betul bagaimana terpukulnya keluarga mereka karena terlambat dapat informasi soal kemalangan.
Dayat dan keluarga mendapat kabar bahwa salah satu kerabat mereka di Jawa meninggal dunia.
Namun, kabar itu baru didapat seminggu kemudian.
"Nenek saya waktu itu meninggal," kata Dayat.
Keterlambatan ini karena sinyal telepon di desa mereka yang sangat payah.
Kholid yang merupakan Rio atau Kepala Desa Baru mengatakan, belum ada yang kondisi yang berubah.
Dia mengatakan, pemerintah desa sebelumnya sempat menyampaikan hingga ke Kemenkominfo.
"Jadi setelah ditinjau provider, ternyata mereka tidak sanggup. Tapi ada pihak lain yang mau mencoba yaitu pihak ketiga, tapi itu pun terkendala corona," kata Kholid.
Kholid mengakui bahwa beberapa rumah mulai ada yang menggunakan WiFi.
Namun, itu masih jauh dari efektif.
"Tapi WiFi itu juga ndak 100 persen menjamin. Kadang informasi jam 4, sampainya jam 10 juga," kata dia.