Joko Prawoko (56) ingat betul tentang tridarma perguruan tinggi.
"Salah satunya adalah pengabdian masyarakat," kata Joko saat berbincang dengan Kompas.com.
Ingatan itu yang membuatnya berpikir untuk menggagas adanya sekolah tingkat atas di Dusun Baru yang mulai ditempatinya sekitar 2005.
Berdirinya SMKN 13 Bungo ini berawal ketika pada 2013, Joko Prawoko mendatangi Hasan Basri Agus yang sedang kampanye untuk menjadi gubernur Jambi di desa tersebut.
"Waktu itu ditanya, apa lahannya ada?" tutur Joko.
Joko mengatakan bahwa lahannya ada. Dia pun menjelaskan bahwa kebutuhan masyarakat di dusun itu adalah pendidikan tingkat atas.
Dia mengatakan, masyarakat di Dusun Baru ini banyak yang miskin.
Untuk kuliah keluar desa butuh biaya cukup mahal, baik untuk biaya sekolah, kos, makan, buku, hingga transportasi.
Pilihan bagi generasi muda hanya bekerja di perusahaan sawit dekat desa atau menikah.
Setelah beberapa bulan, petugas dari Dinas Pendidikan datang ke desa mereka untuk survei dan menyetujui adanya sekolah setingkat SMA di sana.
SMKN 13 Bungo akhirnya resmi berjalan pada 2015.
Awalnya, sekolah ini adalah SMKN 3 Pelepat.
Namun, semenjak 2017 menjadi SMKN 13 Bungo, karena sekolah menengah atas dan sederajatnya kewenangannya dikembalikan dari tingkat kabupaten ke Dinas Pendidikan Provinsi Jambi.
Sebelumnya, mereka menumpang di SMK 2 Pelepat.
Sebelum punya bangunan sendiri, jumlah muridnya hanya ada 9 orang.
Pada tahun kedua, ada 13 peserta didi.
Kemudian ketika ada gedung baru pada 2015, peserta didik mereka bertambah menjadi 31 orang.
Kini, peserta didik mereka ada sekitar 175 orang.