YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di ruang isolasi pasien Covid-19 terus menurun.
Penurunan ini diklaim bukan karena testing dan tracing dikurangi.
Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja menyampaikan, saat ini BOR rumah sakit rujukan di Bantul sebanyak 78.78 persen, dan untuk shelter 64 persen.
Baca juga: Melarikan Diri dari RS, Pasien Covid-19 di Bantul Ditemukan Tewas di Kolam Ikan
Meski masih tinggi, tapi sudah ada penurunan pasien.
"(BOR di shelter) bisa dikatakan ada penurunan tapi masih tinggi karena kita ambili yang isoman itu untuk pindah ke isoter (isolasi terpadu). BOR rumah sakit juga mengalami penurunan," kata Gus Bud panggilan akrab Agus Budi di Kantor DPRD Bantul Rabu (18/8/2021).
Dikatakannya, pengurangan BOR di rumah sakit rujukan karena gejala perburukan sudah berkurang.
Sebelumnya, rata-rata setiap malam melakukan triase atau yang diprioritaskan dapat ruang perawatan sesuai kondisi pasien terhadap 30 orang dan sekarang hanya 5 orang.
Gus Bud menampik jika hal itu karena adanya penurunan tracing.
"Kenapa saat ini kasus menurun?, bukan karena kita kurangi testingnya. Kita tidak pernah lakukan penurunan testing dan tracing, malah pekan lalu saya minta Puskesmas-puskesmas untuk lalukan peningkatan tracing dan testing," ucar Gus Bud.
Baca juga: DIY Perpanjang PPKM Level 4, Warung dan Restoran Dapat Kelonggaran
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Bantul Sapta Adisuka Mulyatno menjelaskan, jumlah tempat tidur ruang isolasi pasien Covid-19 di Bantul saat ini berjumlah 344 tempat tidur, dan yang terpakai 271 tempat tidur atau 78.78 persen.
Untuk untuk BOR perawatan intensif atau critical bed, yang tersedia 39 tempat tidur dan terisi 25 tempat tidur. " Jadi untuk BOR intensif saat ini 64,10 persen," kata dia.