Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Penjual Bendera, Sepi Pembeli hingga Bangun Tenda di Lapak

Kompas.com - 16/08/2021, 16:54 WIB
Hadi Maulana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Perayaan HUT ke-76 RI terasa berbeda bagi para pedagang Bendera Merah Putih dan penjual pernak-pernik khas 17-an.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan tahun ini terasa sangat sepi.

Irfan (49), salah satu penjual bendera dan pernak-pernik kemerdekaan di Batam, Kepulauan Riau, mengakui bahwa tahun ini sangat sepi pembeli.

Irfan berjualan sejak 28 Juli 2021 lalu.

Baca juga: Kisah Penjual Bendera Merah Putih, Sebelum Pandemi Bisa Laku 100 Lembar Tiap Hari, Kini Paling Banyak 10

Namun, hingga H-1 perayaan kemerdekaan, hasil penjualan masih jauh dari kata cukup.

"Padahal sudah dijual murah, namun tetap tidak ada peminat,” kata Irfan saat dihubungi melaui telepon, Senin (16/8/2021).

Irfan mengatakan, Bendera Merah Putih yang berukuran kecil hanya dijual seharga Rp 25.000.

“Tapi itulah, jangankan yang besar, yang kecil saja sepi peminat,” kata Irfan.

Irfan mengaku hanya berhasil menjual sekitar 20 bendera dengan ukuran kecil hingga saat ini.

Meski demikian, Irfan mengakui bahwa menurunnya antusiasme masyarakat membeli Bendera Merah Putih mulai dirasakan sejak Agustus tahun lalu.

"Sejak ada aturan perayaan Agustusan mulai dibatasi, penjualan saya mulai menurun. Tahun lalu juga berkurang, tapi tidak separah tahun ini,” kata Irfan.

Bangun tenda di lapak jualan

Selama menggelar lapak berjualan bendera, Irfan ditemani oleh istrinya.

Bahkan, setiap hari ia dan istrinya harus tidur di tenda sederhana dengan beralaskan papan dan tikar.

"Siapa tahu kalau malam ada yang beli, makanya tidur selama ini di sini saja. Pulang paling untuk mandi atau istri saya masak untuk bekal di lapak," kata Irfan.

 

Hal senada disampaikan Baim (49), penjual bendera yang biasa membuka lapaknya di kawasan Jalan Gajahmada, Sekupang, Batam.

Baim mengatakan, selain hasil penjualan yang sangat minim, para pedagang juga harus menghadapi cuaca yang sering berubah-ubah di Batam.

"Kalau hujan itu kendala sekali, pasti bendera, umbul-umbul, hingga tiang bendera basah semua," kata Baim.

Baca juga: Bertemu si Joni, Bocah Pemberani Pemanjat Tiang Bendera Asal NTT

Tidak hanya itu, kini para pedagang juga harus berhati-hati dengan ulah para oknum pencuri.

“Saat ini juga banyak pencuri, jadi harus ekstra,” kata Baim.

Menurut Baim, pada tahun lalu ia bisa menjual hampir 50 persen stok bendera yang dipunya.

Namun, kini sampai mendekati H-1 perayaan 17-an, jumlah bendera yang terjual masih dapat dihitung jari.

"Kalau tahun ini, saya seperti tak bisa berkata apa-apa lagi. Benar-benar sepi, nyaris tidak ada yang beli. Jika dibandingkan tahun lalu sangat anjlok. Sejak tanggal 5 Agustus tidak ada pembeli lagi," kata Baim.

Menurut Baim, usaha dan keringatnya tidak sepadan dengan penghasilan yang didapat tahun ini.

Baim sendiri berharap, tahun depan pandemi dapat segera surut, sehingga perayaan 17-an dapat kembali meriah seperti sediakala.

“Saya berharap masyarakat dapat ikut membantu perekonomian pedagang bendera seperti dirinya dengan ikut memasang bendera di tiap-tiap rumah,” kata Baim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com