Salin Artikel

Nasib Penjual Bendera, Sepi Pembeli hingga Bangun Tenda di Lapak

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan tahun ini terasa sangat sepi.

Irfan (49), salah satu penjual bendera dan pernak-pernik kemerdekaan di Batam, Kepulauan Riau, mengakui bahwa tahun ini sangat sepi pembeli.

Irfan berjualan sejak 28 Juli 2021 lalu.

Namun, hingga H-1 perayaan kemerdekaan, hasil penjualan masih jauh dari kata cukup.

"Padahal sudah dijual murah, namun tetap tidak ada peminat,” kata Irfan saat dihubungi melaui telepon, Senin (16/8/2021).

Irfan mengatakan, Bendera Merah Putih yang berukuran kecil hanya dijual seharga Rp 25.000.

“Tapi itulah, jangankan yang besar, yang kecil saja sepi peminat,” kata Irfan.

Irfan mengaku hanya berhasil menjual sekitar 20 bendera dengan ukuran kecil hingga saat ini.

Meski demikian, Irfan mengakui bahwa menurunnya antusiasme masyarakat membeli Bendera Merah Putih mulai dirasakan sejak Agustus tahun lalu.

"Sejak ada aturan perayaan Agustusan mulai dibatasi, penjualan saya mulai menurun. Tahun lalu juga berkurang, tapi tidak separah tahun ini,” kata Irfan.

Bangun tenda di lapak jualan

Selama menggelar lapak berjualan bendera, Irfan ditemani oleh istrinya.

Bahkan, setiap hari ia dan istrinya harus tidur di tenda sederhana dengan beralaskan papan dan tikar.

"Siapa tahu kalau malam ada yang beli, makanya tidur selama ini di sini saja. Pulang paling untuk mandi atau istri saya masak untuk bekal di lapak," kata Irfan.


Hal senada disampaikan Baim (49), penjual bendera yang biasa membuka lapaknya di kawasan Jalan Gajahmada, Sekupang, Batam.

Baim mengatakan, selain hasil penjualan yang sangat minim, para pedagang juga harus menghadapi cuaca yang sering berubah-ubah di Batam.

"Kalau hujan itu kendala sekali, pasti bendera, umbul-umbul, hingga tiang bendera basah semua," kata Baim.

Tidak hanya itu, kini para pedagang juga harus berhati-hati dengan ulah para oknum pencuri.

“Saat ini juga banyak pencuri, jadi harus ekstra,” kata Baim.

Menurut Baim, pada tahun lalu ia bisa menjual hampir 50 persen stok bendera yang dipunya.

Namun, kini sampai mendekati H-1 perayaan 17-an, jumlah bendera yang terjual masih dapat dihitung jari.

"Kalau tahun ini, saya seperti tak bisa berkata apa-apa lagi. Benar-benar sepi, nyaris tidak ada yang beli. Jika dibandingkan tahun lalu sangat anjlok. Sejak tanggal 5 Agustus tidak ada pembeli lagi," kata Baim.

Menurut Baim, usaha dan keringatnya tidak sepadan dengan penghasilan yang didapat tahun ini.

Baim sendiri berharap, tahun depan pandemi dapat segera surut, sehingga perayaan 17-an dapat kembali meriah seperti sediakala.

“Saya berharap masyarakat dapat ikut membantu perekonomian pedagang bendera seperti dirinya dengan ikut memasang bendera di tiap-tiap rumah,” kata Baim.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/16/165408878/nasib-penjual-bendera-sepi-pembeli-hingga-bangun-tenda-di-lapak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke