“Ini lebih ke internal. Soal capres dan cawapres clear kewenangan Ketua Umum. Dibilang (persiapan) 2024, persepsi orang siapa yang melarang? Pikiran dan perasaan tidak bisa dipenjara. Mau dibilang mau nyapres monggo, mau sebagai bentuk kegembiraan sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama ya monggo,” ungkapnya.
Soal peka tidak peka di tengah pandemi, Bambang menyebutkan bahwa di setiap baliho Puan Maharani tertulis sosialisasi pencegahan Covid-19.
Baca juga: Tak Berizin, Kegiatan Pembagian Masker dan Uang Partai Hasnaeni Wanita Emas Dibubarkan Sekuriti
Pendapat berbeda diberikan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan DIY Nuryadi. Dirinya mengaku tak tahu siapa yang memasang baliho Puan Maharani tersebut.
Menurutnya, dirinya tak merasa mendapat instruksi untuk memasang baliho, namun tiba-tiba baliho bertebaran di sejumlah titik strategis di Kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Enggak, jadi kita tidak memasang. Kami tidak diinstruksikan," ucapnya saat dihubungi, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Golkar Sulsel soal Bertebarannya Baliho Airlangga: Ini Sudah Perintah Partai
Namun demikian, para kader di DIY tetap menjaga baliho yang memuat logo partai beserta foto Ketua DPP PDIP itu.
Hal itu, kata Nuryadi, sebagai bentuk tanggung jawab moral kepada partai.
"Tanggung jawab moral itu, kita menjaga gambar itu. Iya, kan otomatis kita punya (PDIP) pasti kita jaga, tapi soal pemasangan kita tidak diinstruksikan," kata dia.
Baca juga: Baliho Tokoh Politik Mulai Bertebaran, Ganjar Pilih Ngurusi Covid-19