KPID Jawa Barat menilai tayangan prapernikahan artis Lesti Kejora-Rizky Billar adalah sembrono.
Pasalnya, tayangan tersebut menggunakan frekuensi publik hampir tujuh jam untuk urusan pribadi.
“Tayangan itu terlalu sembrono, menggunakan frekuensi publik hampir tujuh jam lamanya bukan untuk kepentingan publik,” jelas Ketua KPID Jabar Adiyana Slamet, Jumat (13/8/2021).
Maka dari itu, KPID Jabar meminta KPI Pusat melayangkan teguran tertulis kepada stasiun ANTV yang menayangkan acara tersebut.
Acara Lesti-Billar itu ditayangkan mulai pukul 08.30-09.30 WIB dalam judul "Cinta Abadi Leslar" edisi Menghitung Hari.
Kemudian pukul 15.30 sampai 21.30 WIB dalam edisi "Lepas Lajang, Calon Pemimpinmu, Kado Terindah Lesti".
Baca selengkapnya: KPID Jabar Sebut Tayangan Lesti Kejora-Rizky Billar Sembrono, 7 Jam Pakai Frekuensi Publik untuk Urusan Pribadi
Di masa mudanya, Abdul Razak mencatatkan karir gemilang sebagai atlet dayung.
Dia telah mengumpulkan 48 medali, yakni 36 medali emas, delapan medali perunggu, dan empat medali perak.
Razak sempat tampil di sejumlah ajang olahraga bertaraf internasional, seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
Namun, kini, setelah pensiun sebagai atlet dan pegawai negeri sipil, Razak pulang ke kampung halamannya di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Dia tinggal di rumah gubuk yang kecil dan telah retak-retak. Ia kini beralih pekerjaan menjadi nelayan.
“Saya tidak punya perahu, saya memakai perahu keluarga saya. Saya jadi nelayan di sini, gaji pensiun kecil, mau beli perahu dengan mesinnya tidak cukup,” ungkapnya, Kamis (12/8/2021).
Baca selengkapnya: Mantan Atlet Dayung Nasional Jadi Nelayan Kecil, Dulu Ikut Olimpiade dan Raih Emas SEA Games