Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Gadis Asal Tasikmalaya Dijanjikan Kerja di Restoran, Malah Dijual sebagai PSK

Kompas.com - 12/08/2021, 14:28 WIB
Irwan Nugraha,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya berhasil mengungkap kasus perdagangan manusia.

Polisi mengamankan 6 perempuan muda asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang menjadi korban.

Para korban awalnya dijanjikan akan dipekerjakan di sebuah restoran.

Baca juga: Banjir Rob di Pesisir Cipatujah Tasikmalaya, Air Masuk ke Rumah Warga

Namun, pada kenyataannya, mereka malah dijadikan pelayan seks di beberapa tempat hiburan di wilayah Bogor, Ciawi, Sukabumi dan Bandung.

Polisi telah menangkap 4 tersangka salah satu jaringan perdagangan manusia tersebut.

Pelaku memiliki berbagai peran, mulai dari merekrut korban, mengirim dan menerima korban, sampai melakukan eksploitasi seksual.

"Kasus ini terungkap saat kami menerima laporan dari orangtua di Tasikmalaya yang mengaku kehilangan anaknya berumur 14 tahun. Setelah diselidiki, baru terungkap kasus human trafficking ini," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya AKP Hario Prasetyo Seno kepada Kompas.com, Kamis (12/8/2021).

Baca juga: PPKM Level 3 Kota Tasikmalaya, Belajar Tatap Muka Terbatas Segera Dimulai

Hario menambahkan, dari antara keenam korban, terdapat satu yang masih berusia anak dan ada gadis muda yang sedang hamil 5 bulan.

Sesuai keterangan para tersangka, bisnis haram ini baru berjalan selama empat bulan terakhir.

"Empat orang tersangka ini adalah AR (28) warga Sukabumi, LK (21) warga Rajapolah, KM (22) warga Ciamis dan SL (23) warga Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Empat tersangka itu orang dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman kurungan penjara mulai 3 sampai 15 tahun," kata Hario.

Saat ini, para tersangka masih menjalani pemeriksaan lanjutan di Ruang Satreskrim Polres Tasikmalaya.

Sementara itu, sebagian korban sudah dikembalikan ke orangtua masing-masing, dengan pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya.

"Untuk para tersangka sudah ditahan di sel tahanan Polres Tasikmalaya," kata dia.

Sementara itu, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto mengatakan, awalnya pihaknya menerima laporan dari orangtua seroang korban yang merupakan anak di bawah umur.

Setelah diselidiki polisi, akhirnya anak tersebut ditemukan bersama perempuan muda dewasa lainnya saat menjadi pelayan seks di beberapa daerah di Jabar.

"Kami mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Polres Tasikmalaya telah mengungkap dengan cepat dan menangkap 4 orang pelaku jaringan perdagangan manusia," kata Ato.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com