Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipecat karena Pandemi, Sopir Bus Ini Tekuni Bisnis Melukis Wayang di Batu Kali

Kompas.com - 10/08/2021, 16:17 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Dony Aprian

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Nur Ahmadi (55), warga Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sempat kelimpungan lantaran profesi sopir bus yang digelutinya sejak remaja tak lagi bisa diandalkan akibat pandemi Covid-19.

Pagebluk nyata telah melumpuhkan bisnis transportasi hingga akhirnya di pertengahan tahun lalu ia pun dirumahkan oleh bosnya.

Menyandang predikat pengangguran, bapak dua anak ini terpaksa pulang ke kampung halamannya dengan dibayangi keresahan bagaimana kelangsungan hidupnya nanti.

Perasaannya saat itu campur aduk. Apakah masih ada peluang bagi dirinya untuk menyambung hidup, menafkahi anak dan istri.

Baca juga: Sukses Raup Puluhan Juta dari Melukis, Penyandang Disleksia Ini Mulai Rambah Dunia Fotografi

Di rumah lebih dari dua bulan, Ahmadi yang belum juga mendapatkan pekerjaan nyaris putus asa, apalagi sisa uang tabungannya perlahan menipis untuk menyokong biaya kebutuhan keluarga.

"Sejak wabah corona, usaha bus tak ada pemasukan, saya dan teman-teman pun di PHK. Penumpang sepi dan bahkan nihil akibat banyak pembatasan," kata Ahmadi saat ditemui Kompas.com di kediamannya di kawasan perbukitan Kendeng Utara, Dusun Sinawah, Selasa (10/8/2021).

Hari demi hari berlalu, berulang kali juga Ahmadi harus memutar otak bagaimana langkahnya supaya dapur di rumahnya bisa terus mengebul.

Ahmadi mencoba peruntungan menjadi kuli bangunan mengikuti jejak beberapa orang tetangganya.

"Pekerjaan buruh bangunan jika lokasinya dekat saya lakoni, namun tidak jika harus ke luar kota. Saya pun terus berdoa Ya Allah beri saya pekerjaan lain untuk menambah penghasilan," ujar Ahmadi.

Baca juga: Kisah Jatuh Bangun Perajin Tahu Kuning Kediri Bertahan Saat Pandemi

Berikhtiar ingin menambah penghasilan, Ahmadi yang sejak kecil senang melukis tertarik untuk mencari secercah harapan baru di sana.

Awalnya, Ahmadi hendak menjual kecakapan melukisnya di atas kanvas, namun niatan itu dikesampingkan mengingat ia tak punya modal.

Terlebih lagi, kata dia, lukisan di kanvas sudah lazim ditemui sehingga kemungkinan sukar untuk bersaing.

Ahmadi lantas mencari gagasan lain supaya karya lukisnya bisa lebih terlihat unik, menarik, dan berbeda.

Singkat kata, lantaran tak jauh dari rumahnya ia sering menjumpai batu-batu liar yang ada di pinggir sungai dan hutan kawasan perbukitan Kendeng Utara, saat itu kemudian tercetus ide untuk melukisnya.

Nur Ahmadi (55) (kaus merah berblangkon) beserta tetangganya menunjukkan batu liar yang telah rampung dilukis menjadi wayang di Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (10/8/2021) pagi.KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Nur Ahmadi (55) (kaus merah berblangkon) beserta tetangganya menunjukkan batu liar yang telah rampung dilukis menjadi wayang di Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (10/8/2021) pagi.

Karena kegilaannya akan kisah pewayangan, Ahmadi pun lebih memilih membawa pulang batu-batu yang secara alami bercorak menyerupai figur tokoh-tokoh pewayangan.

Adapun setiap batu yang dilukisnya itu berbobot dan tingginya rata-rata sekitar 60 sentimeter.

Batu-batu pilihan yang rampung dilukis dengan warna dominan wayang tidak hanya sedap dipandang mata, namun juga memaksa sensasi kita menerjemahkan sosok wayang yang diciptakannya.

"Di tengah kebingungan itu saya coba menghibur diri berjalan di pinggir sungai dan hutan perbukitan kendeng. Di sanalah saya melihat banyak batu yang bentuknya serupa tokoh-tokoh pewayangan. Nah kemudian muncul ide menyempurnakan wujud wayang dari batu itu dengan melukisnya," ungkap Ahmadi, pecandu wayang itu.

Butuh kesabaran

Nur Ahmadi (55) (kaus merah berblangkon) beserta tetangganya menunjukkan batu liar yang telah rampung dilukis menjadi wayang di Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (10/8/2021) pagi.KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Nur Ahmadi (55) (kaus merah berblangkon) beserta tetangganya menunjukkan batu liar yang telah rampung dilukis menjadi wayang di Dusun Sinawah, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (10/8/2021) pagi.

Meski terlihat sepele, menurut Ahmadi, untuk mewarnai sebuah batu hingga membentuk satu karakteristik wayang bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan kesabaran, keahlian serta kecintaan akan dunia pewayangan.

Sebelum dilukis, batu-batu tersebut dicuci dengan air hingga bersih. Sementara untuk proses pewarnaan diawali dengan menutup permukaan batu dengan cat warna putih.

"Kuncinya cintai wayang dan melukis dengan hati. Setiap karakter wayang itu berbeda-beda bentuknya. Kita harus paham itu dulu. Untuk warna dominan wayang di antaranya yaitu putih, emas, hitam dan merah. Melukis batu, saya pilih menggunakan cat rumah yang berkualitas dan kriteria batu saya juga pilih yang berkualitas," jelas Ahmadi.

Sudah hampir setahun ini, Ahmadi terhitung mulus menekuni bisnis melukis wayang di batu kali.

Sudah ratusan buah batu yang dilukisnya itu terjual. Ahmadi membanderol harga setiap batu yang rampung dilukis yaitu Rp 150.000 hingga Rp 350.000.

Lima bulan terakhir ini, Ahmadi pun mengajak serta beberapa orang tetangganya yang juga terdampak wabah Covid-19 untuk ikut membantu mengembangkan usaha kecilnya di rumah.

Selain usaha dipusatkan di rumah Ahmadi, penjualan juga dipromosikan melalui media sosial.

"Sehari kami mampu merampungkan lukisan wayang pada dua atau tiga buah batu. Ini tanpa sentuhan pahat karena batu sudah berkarakter. Setahun ini sudah terjual ratusan batu berlukis. Untuk harga menyesuaikan ukuran serta kesukaran. Dan yang paling mahal kami tempel penopang berupa kayu jati. Batu berlukis ini untuk hiasan di rumah atau kantor. Pembelinya yaitu warga Kabupaten Grobogan dan kabupaten lain," pungkas Ahmadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com