KEDIRI, KOMPAS.com - Selama Pandemi Covid-19 ini, para perajin tahu kuning atau tahu takwa di Kota Kediri, Jawa Timur, juga turut terdampak.
Namun, mereka tetap berupaya melanjutkan usahanya meski dengan keterbatasan yang ada.
Itu sebagaimana yang dialami oleh para perajin tahu kuning yang ada di kawasan wisata edukasi Kampung Tahu, Kelurahan Tinalan, di Kecamatan Pesantren.
Pada kawasan tersebut, terdapat sekitar 30 perajin tahu maupun produk turunan dari tahu semisal stik tahu.
Baca juga: Ditolak 3 Rumah Sakit, Pasien Batuk dan Demam Ini Meninggal di Jalan
Biasanya, mereka menjajakan hasil produksinya melalui lapak-lapak di emperan rumah masing-masing perajin.
Rumah-rumah itu berjajar pada gang-gang yang ada di wilayah kelurahan.
Saat ini, kondisinya cukup sepi. Nampak beberapa toko saja yang masih menjajakan dagangannya.
Maklum saja, karena pasar mereka kebanyakan dari para wisatawan yang datang langsung ke lokasi maupun permintaan dari toko oleh-oleh yang ada di Kota Kediri dan sekitarnya.
Sedangkan selama pandemi ini tidak ada wisatawan yang datang. Pun permintaan dari toko oleh-oleh.
Sehingga, mereka mengalami penurunan produksi yang cukup tajam. Bahkan, beberapa perajin sempat berhenti selama beberapa minggu.
Nur, salah satu perajin tahu di Kampung Tahu Tinalan mengatakan, saat ini produksinya turun signifikan. Jika pada hari biasa sebelum pandemi, sehari bisa menjual hingga 600 buah tahu.
"Sekarang sehari bisa menjual 100 buah saja sudah bagus. Sebab, kadang sehari enggak ada penjualan sama sekali," ujar Nur, saat ditemui, Rabu (4/8/2021).
Harga tahu takwa itu bervariasi. Mulai harga Rp 20.000 sampai Rp 22.000 per kemasan besek yang berisi 10 buah tahu.
Besek adalah kotak kemasan yang terbuat dari jalinan bambu.