Awal terjun menjadi penjual tikus putih dimulai Suwaji dengan tiga ekor tikus, yakni dua betina satu jantan.
Setahun memelihara, belum ada penjualan karena ia masih mencari pasar.
Ia baru mendapatkan pasar ketika masuk ke komunitas reptil.
"Tikus adalah binatang yang menjijikkan. Mendengarkan namanya saja sudah bergidik. Tapi, bagi saya, itu sebagai peluang pekerjaan karena pasti tak banyak yang menekuni pekerjaan itu," ujar dia.
Baca juga: Terdampak PPKM, Pemkot Malang Bebaskan Retribusi Pedagang Pasar
Suwaji menyebut, banyak yang membutuhkan tikus putih.
Salah satu pelanggannya adalah sebuah tempat wisata di Kota Batu.
Setiap minggu, ia harus menyiapkan 750 ekor tikus untuk makanan ular dan burung koleksi di tempat wisata itu.
"Meski pandemi, hewan itu ya tetap harus diberi makan. Tidak bisa diberi janji. Apalagi di sana binatangnya mahal dan langka. Kalau manusia masih bisa menahan atau mengurangi makan," ujar dia.