Ia menyebut, tikus adalah hewan yang mudah berkembang biak, dengan tingkat kematian kecil.
Perawatan tikus juga mudah. Makan cukup diberikan yang berkualitas agar bisa berkembang biak.
Harga tikus mulai Rp 2000-75.000 per ekor. Tikus yang mahal biasanya karena harus memenuhi syarat tertentu untuk riset.
Ada tiga jenis tikus yang dikembangkan yaitu mencit, tikus putih dan tikus rumah.
Tikus rumah, kata dia, biasanya diminati dokter spesialis.
Baca juga: Cerita 2 Pelajar di Malang Jadi Relawan Covid-19, Berawal dari Rasa Prihatin Kasus Corona Meningkat
Jenis mencit biasanya untuk riset mahasiswa Farmasi, sementara mahasiswa kedokteran biasanya memakai tikus biasa.
Dalam peternakannya, ia menunjukkan banyak bekas alat-alat buat riset dan obat-obatan yang ditinggal di sana.
Sebab, ada juga yang melakukan riset di kandangnya.
Karena kini jumlah tikusnya berkurang, kandang-kandang banyak yang kosong.
"Dulu ya penuh," tutur dia.
Saat tikus hamil, Suwaji akan memindahkan ke kandang tersendiri.
Usia produktif tikus adalah 4-5 bulan. Saat berkembang biak pertama biasanya bisa mencapai 5-7 anak.
Berikutnya, anaknya bisa mencapai 15 anak. Tapi, saat sudah di atas enam kali, jumlah anak turun.
Budidaya tikus bukan tanpa tantangan. Ia pernah tidak disukai lingkungan karena memelihara tikus hingga pernah bingung ketika tikus yang dibudidayakan tidak laku.
"Kalau pelihara kelinci, enggak laku bisa diberikan ke tetangga atau jadi sate. Kalau tikus?" kata dia.
Tapi dengan adanya riset-riset, segala jenis tikus selalu ada peminatnya.
---------------------
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Suwaji, Mantan Petinju yang Sukses Jadi Penjual Tikus Putih di Kota Malang. (SURYAMALANG.COM/SYLVIANITA WIDYAWATI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.