SURABAYA, KOMPAS.com - Satu dari 3 unit tungku mesin kremasi jenazah di komplek pemakaman Keputih Surabaya tidak bisa digunakan karena rusak sejak sepekan lalu.
Kerusakan karena mesin terlalu banyak digunakan sebulan terakhir.
Kepala Krematorium Keputih Eko Pramono menuturkan, kerusakan tungku terjadi pada dinding pendingin dan bagian pintu.
"Pintunya rusak dan dinding pendinginnya pecah," kata Eko, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (3/8/2021).
Idealnya, menurut dia, dalam sehari tungku hanya bisa dimanfaatkan untuk sekali proses pembakaran.
"Proses pembakaran biasanya satu jam, lalu pendinginan membutuhkan waktu lama karena suhu di dalam tungku saat digunakan mencapai 2.500 derajat celcius," ujar dia.
Sebulan terakhir, saat angka kematian akibat Covid-19 tinggi di Surabaya, 3 unit tungku kremasi bisa membakar sampai 12 jenazah atau 3 jenazah dalam sehari.
Beberapa hari terakhir, jumlah jenazah mulai turun menjadi 6 jenazah per hari.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.