Ameruddin menyampaikan, impian Ani menjadi atlet bulu tangkis handal selalu didukung oleh ibundanya.
Ibu Ani adalah sosok yang paling mendukung cita-cita buah hatinya itu. Begitu kata Ameruddin.
Ketika Apriyani bertanding di level junior, ibunya selalu mendampingi.
Pengorbanannya tak cuma sampai di situ.
"Ibunya bahkan beberapa kali harus menggadai perhiasannya agar Ani bisa terus bermain," kenang Ameruddin.
Baca juga: Jaya di Olimpiade, Greysia/Apriyani Dapat Hadiah di Kampung Halamannya
Kala impian Apriyani telah terwujud, apalagi dengan keberhasilannya membawa pulang medali emas Olimpiade, dia tak bisa berbagi kebahagiaan bersama ibunya secara langsung.
Enam tahun sebelum Ani melangkahkan kaki di Olimpiade Tokyo, ibunya meninggal dunia pada November 2015.
Waktu itu, Ani tengah mengikuti Kejuaraan Dunia Junior di Peru.
Baca juga: Cetak Sejarah bagi Indonesia di Olimpiade, Greysia Polii Akan Dihadiahi Sebidang Tanah
Kini, keberhasilan Apriyani mengumandangkan “Indonesia Raya” di pentas Olimpiade, mungkin tak lepas dari terjawabnya doa orangtuanya.
Ameruddin mengatakan, ia tak henti memanjatkan doa untuk keselamatan dan kesuksesan anak bungsunya tersebut.
"Doa saya bukan hanya untuk dia saja, mereka berdua Greysia Polii juga. Saya salat Tahajud juga tidak lepas sejak dia tinggalkan saya ke Jakarta tahun 2011," tuturnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.