Melestarikan kenekaragaman hayati di Gresik
Namun lebih dari itu, Mita memiliki alasan kenapa dirinya berusaha keras mencoba mengajukan permohonan tersebut kepada pihak National Geographic.
Karena menurutnya, meski Gresik sudah dikenal banyak orang sebagai kota industri, namun Gresik sebenarnya memiliki potensi keanekaragaman hayati yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Salah satunya adalah, kawasan mangrove Ujungpangkah.
Hanya saja sampai saat ini Mita menilai, keanekearagaman hayati dan upaya pelestarian yang dibutuhkan hingga sekarang masih kurang dikenal oleh masyarakat luas. Terutama, bagi warga yang tinggal di Gresik sendiri.
Sehingga dibutuhkan upaya lebih lanjut, untuk dapat mengenalkan keanekaragaman hayati ini kepada masyarakat.
“Atas dasar itu saya berinisiatif membuat program Solo Delta Expedition, yakni upaya untuk membangun kesadaran akan pentingnya keanekaragaman hayati dan upaya pelestariannya di Kabupaten Gresik,” ucap Dewi.
Baca juga: Pria Tak Dikenal Beri Wafer Berisi Silet dan Paku ke Anak-anak, Begini Modusnya
Rencana semula, Mita bersama tim, menggagas agenda Solo Delta Expedition berlangsung pada akhir Juni hingga awal Juli 2021.
Namun lantaran adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat oleh pemerintah, maka acara tersebut diundur.
“Karena ada PPKM Darurat, maka acara belum bisa kami laksanakan. Saat ini saya dan tim masih menunggu hingga semuanya kondusif,” kata Mita.
Mita menjelaskan, acara Solo Delta Expedition yang diberi tajuk Capture the Nature ini nantinya, merupakan sarana edukasi dan pemberdayaan bagi para pelajar SMA yang ada di Gresik, dalam rangka pelestarian keanekaragaman hayati.
Peserta adalah 20 siswa terpilih dari hasil seleksi.
Selama kegiatan berlangsung, mereka akan diajak mengenal kawasan mangrove Ujungpangkah, yang merupakan muara dari sungai Bengawan Solo di Gresik.
Baca juga: Dipakai 2 Atlet Internasional di Olimpiade Tokyo 2020, Sepeda Buatan Gresik Ini Banyak Diburu