Ani kecil, mulai latihan di Gedung Sarana Kegiatan Bersama (SKB) Unaaha, Kabupaten Konawe, yang berjarak 9 kilometer dari rumahnya.
"Jadi dia lari dari rumah ke SKB, saya naik motor. Begitu juga kalau habis latihan, pulang dari SKB ke rumah begitu setiap sorenya, karena dia mau latihan sendiri," kata Ameruddin.
Pada 2005, Ani mulai ikut turnamen bulu tangkis tingkat kecamatan, setahun kemudian ikut ajang bulu tangkis junior tingkat Kabupaten Konawe.
Saat di kelas enam SD, prestasinya semakin cemerlang.
Baca juga: Kisah Bagas, Atlet Panahan Asal Klaten di Olimpiade Tokyo, Warisi Bakat dari Ibu
Ani sudah ikut Pekan Olahraga Daerah (Porda) Sultra di kota Raha, kabupaten Muna pada 2007 dan meraih juara II.
Ameruddin, sang ayah adalah pegawai di UPTD Dinas Pertanian Konawe. Sementara Sitti Jauhar hanya ibu rumah tangga.
"Pelatih pertamanya perempuan, tapi tidak cocok dengan pola mainnya dia. Akhirnya pak Lukman, Wagub Sultra sekarang menunjuk almarhum Pak Safiuddin, orang Kendari, sebagai pelatih," ujarnya.
Hasil kerja kerasnya pun tidak sia-sia. Di beberapa pertandingan tingkat provinsi, untuk kelas junior ia selalu gemilang.
Ameruddin menuturkan, ibu Ani adalah orang yang paling mendukung impian anaknya.
Sang ibu bahkan selalu mendampingi Ani bertanding, apalagi saat masih di level junior.
"Ibunya bahkan beberapa kali harus menggadai perhiasannya agar Ani bisa terus bermain," terangnya.
Baca juga: Daftar Pebulu Tangkis Indonesia Peraih Emas Olimpiade, Greysia/Apriyani Terbaru
Demi terus mengasah kemampuannya menjadi pebulu tangkis profesional pada 3 September tahun 2011 silam, Akib Ras, salah seorang pegawai kantor perwakilan Konawe membawa Ani ke Jakarta bergabung di Klub PB Pelita Bakrie binaan legenda bulu tangkis, Icuk Sugiarto.
Ani nyaris ditolak, tapi dengan usaha Akib, Icuk akhirnya mau menerima.